Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan syariah yang berbasis teknologi, PT Alami Fintek Sharia (Alami), mampu mencatatkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan yang signifikan selama masa pandemi Covid-19.
CEO Alami Dima Djani menjelaskan bahwa hal ini disebabkan para borrower Alami rata-rata memang berada di sektor industri makanan-minuman, kesehatan, dan logistik, yang notabene justru tumbuh selama masa pandemi.
"Kita berhasil melewati pandemi Covid-19 dengan sukses karena tidak ada late payment, tingkat keberhasilan pengembalian pada hari ke-90 [TKB90] pun masih 100%. Ini karena kita masuk sektor-sektor defensif. Tidak banyak borrower kita yang bermain di sektor sensitif, seperti komoditas, hospitality atau tourism," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (4/8/2020).
Pembiayaan kepada para borrower Alami sudah mencapai hampir Rp180 miliar sejak terdaftar sebagai Fintech Lending Syariah di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2020.
Sementara itu, pada semester I/2020, pembiayaan yang disalurkan Alami telah mencapai kisaran Rp90 miliar, tercatat tumbuh 733,3 peprse dibandingkan dengan penyaluran pada semester I/2019 yang hanya berada di angka Rp10,8 miliar.
Namun, Dima mengungkap bahwa pandemi Covid-19 lebih berpengaruh kepada kapasitas pendanaan dari para lender yang sempat turun ketimbang rata-rata bulanan sebelum pandemi.
"Kita sebelumnya itu setiap bulan bisa dapat Rp15 miliar sampai Rp20 miliar. Ketika pandemi, turun ke kisaran Rp10 miliar. Tapi alhamdulillah Juni 2020 sudah kembali. Bahkan kabar baiknya, pertumbuhan lender kita yang ritel [perseorangan] tumbuh pesat dalam dua bulan terakhir," tambahnya.
Hal ini dibuktikan dengan jumlah lender yang kini telah mencapai 5.000 orang/entitas dengan lender aktif 10% dari keseluruhan.
"Apabila sebelumnya kita awal-awal itu mencari lender untuk mencapai 100 pendana itu butuh waktu tujuh bulan, sekarang kita dalam butuh waktu dua bulan ini saja sudah ada 100 lender yang masuk," ungkap Dima.
Oleh sebab itu, strategi Alami ke depan akan lebih fokus menjaring lender dengan beberapa langkah, salah satunya terus menjaga nama baik Alami dan kepercayaan masyarakat terhadap ekosistem Fintech Lending Syariah.
Dima mengungkap kepercayaan masyarakat akan dijaga dengan senantiasa jujur, apa adanya, dan tidak menjanjikan penawaran menggiurkan hanya demi mendapatkan user.
Sementara untuk lender existing yang sudah pernah menjajal platform, Dima berharap mereka semakin aktif mendanai, karena Alami akan terus menjaga risiko dan memperketat seleksi borrower potensial yang akan direkomendasikan di dalam platform.
"Dengan seperti ini, harapannya kepercayaan pengguna itu jadi lebih tinggi. Karena sekarang masyarakat, lender kita, itu sudah paham dan tahu risiko, apalagi setelah marak kasus investasi bodong. Jadi kita transparan saja, diiringi kampanye sosial media yang semakin intensif, bahkan bisa menjadi wadah interaksi tanya-jawab untuk para pengguna," ujar Dima.
Sementara itu, langkah menjamah pangsa yang lebih luas dalam merangkul lender baru, akan ditempuh Alami dengan cara memutakhirkan aplikasi 'Alami Fintek P2P Berbasis Syariah' yang kini masih dalam fase pengembangan awal atau proyek beta.
Dima mengungkap apabila memungkinkan, aplikasi utama Fintech Syariah besutannya yang telah berizin OJK pada Mei 2020 ini diharapkan bisa resmi meluncur di kisaran September 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel