Bisnis.com, JAKARTA -- Penghimpunan dana murah menjadi strategi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. untuk menekan biaya dana di tengah pelemahan kredit.
Bank BNI tercatat menghimpun dana murah pada Mei 2020 senilai Rp387,44 triliun atau tumbuh 17,84 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (year on year/YoY). Sementara itu, BNI juga tercatat menghimpun deposito senilai Rp205,08 triliun atau turun 1,68 persen YoY.
Penurunan deposito BNI tersebut seiring dengan peningkatan rasio dana murah dari total penghimpunan dana pihak ketiga. Rasio dana murah BNI semula 61,18 persen pada Mei 2019 kemudian naik menjadi 65,39 persen pada Mei 2020.
Direktur Bisnis Korporasi BNI Benny Yoslim mengatakan perseroan terus meningkatkan rasio dana murah. Terlihat dari realisasi dana murah per Juni 2020 yang mengalami peningkatan yakni giro tumbuh 17,8 persen YoY dan tabungan yang naik 5,5 persen YoY.
Menurutnya, dari perolehan dana murah tersebut, BNI bahkan bisa menurunkan biaya dana dari 3,2 persen pada Juni 2019 menjadi 2,9 persen pada Juni 2020.
"Kami memang fokus melayani transaksi korporasi dengan menerapkan close loop transaction yang terbukti berhasil meningkatkan penetrasi giro nasabah di tahun ini," katanya kepada Bisnis, Selasa (4/8/2020).
Menurutnya, BNI akan meningkatkan penghimpunan tabungan dengan meningkatkan payroll debitur. Di satu sisi, perseroan juga akan terus mengembangkan ekosistem pembiayaan pada beberapa industri antara lain industri kesehatan dan infrastruktur sehingga transaksi nasabah bisa dilakukan secara close loop di BNI.
"Kami optimis peningkatan dana ini akan konsisten sampai dengan akhir tahun sejalan dengan membaiknya perekonomian Indonesia," katanya.
Sementara itu, Bank Mandiri tercatat menghimpun dana murah yang cukup besar pada Mei 2020 yakni Rp548,58 triliun atau tumbuh 14,42 persen YoY.
Peningkatan dana murah tersebut juga diikuti dengan pertumbuhan deposito yang naik 14,91 persen pada Mei 2020 dibandingkan periode sama tahun lalu menjadi Rp287,85 triliun.
Rasio dana murah Bank Mandiri pun menurun dari 65,68 persen pada Mei 2019 menjadi 65,59 persen pada Mei 2020.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan rasio dana murah sedikit menurun karena pertumbuhan deposito yang cukup tinggi. Saat ini pihaknya terus berupaya mendorong peningkatan rasio dana murah melalui layanan digital.
Bank Mandiri memiliki layanan digital terbaru yakni online onboarding yang memungkinkan nasabah membuka rekening tabungan dengan menggunakan ponsel pintar. "Kami akan tetap fokus pada pertumbuhan dana murah," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel