Produksi Semen Terkontraksi, Industri Konstruksi Ikut Terseret

Bisnis.com,05 Agt 2020, 14:18 WIB
Penulis: Andi M. Arief
Pegawai PT Semen Baturaja (Persero) Tbk memanfaatkan sistem teknologi informasi untuk memantau penjualan dan distribusi produk perseroan. istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mendata produksi semen pada kuartal II/2020 anjlok hampir dua digit. Namun demikian, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat telah ada perbaikan konsumsi semen pada akhir semester I/2020.

Berdasarkan data BPS, produksi semen turun 9,08 persen secara tahunan menjadi 12,68 juta ton pada kuartal II/2020. Selain itu, volume pengadaan semen terkontraksi 7,69 persen menjadi 12,65 juta ton. 

"Industri konstruksi kontraksi 5,39 persen. Indikator utamanya adalah realisasi pengadaan semen terkontraksi karena ada PSBB [pembasatasan sosial berskala besar]. Proyek infrastruktur tertunda dan adanya penurunan impor bahan baku untuk kegiatan konstruksi," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Rabu (5/8/2020). 

Laju pertumbuhan industri kontruksi pertama kalinya berada di zona merah pada kuartal II/2020 setidaknya sejal awal 2018. Adapun, pada kuartal I/2020 pertumbuhan industri konstruksi telah melambat ke level 1,29 persen secara tahunan. 

Di sisi lain, ASI mendata konsumsi semen domestik pada kuartal II/2020 turun secara tahunan maupun jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Adapun, konsumsi semen domestik pada kuartal II/2020 mencapai 12,583 juta ton atau merosot 8,2 persen secara tahunan. 

Selama paruh pertama 2020, konsumsi semen per bulannya terus terkontraksi hingga Juni 2020. Konsumsi semen di dalam negeri pada Juni 2020 melonjak 29,2 persen secara tahunan menjadi 4,862 juta ton.

Ketua Umum ASI Widodo Santoso mengatakan tajamnya pertumbuhan konsumsi semen pada akhir semster I/2020 disebakan oleh pembanding yang rendah pada Juni 2019. Pasalnya, Juni 2019 merupakan Ramadan yang notabenenya kegiatan konstruksi melambat selama kurang lebih 30 hari. 

"Konsumsi semen di dalam negeri tercatat sebesar 4,8 juta ton [per Juni 2020] atau naik 29,2 persen. [Namun demikian,] konsumsi semen domestik pada semester I/2020 mengalami penurunan sekitar 2 juta ton atau minus 6,5 persen," ucapnya kepada Bisnis.com belum lama ini.

Widodo sebelumnya berujar bahwa konsumsi semen harus lebih baik selama Juni-Desember 2020 agar pertumbuhan produksi semen nasional tidak negatif.

Pasalnya, jika realisasi konsumsi selama 7 bulan terakhir 2020 lebih rendah daripada realisasi pada periode yang sama tahun lalu, produksi semen pada akhir tahun ini akan merosot sekitar 4 persen dari realisasi akhir 2019 atau menjadi 73,2 juta ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini