Rekor Harga Emas Pecah, Enam Saham Ini Kembali Melesat

Bisnis.com,05 Agt 2020, 14:05 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Tumpukan emas batangan./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Laju saham enam emiten yang memiliki bisnis emas kembali mendapat katalis positif dari pergerakan harga emas dunia. Keenam saham kompak menghijau hingga awal sesi kedua perdagangan hari ini, Rabu (5/8/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, saham PT J Resource Asia Pasifik tercatat sebagai saham dengan kenaikan saham tertinggi sebesar 9,16 persen ke 286 hingga pukul 13.50 WIB.

Laju saham lima emiten tambang emas lain yang juga menguat sebagai berikut :

Sementara itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau masih berada di zona hijau dengan penguatan 0,81 persen dari posisi penutupan kemarin. IHSG masih bertengger di level 5.115,540 hingga pukul 13.55 WIB.

Indeks tetap berada di jalur hijau kendati di akhir sesi pertama, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi minus 5,32 persen di kuartal II/2020.

Adapun, harga emas terus melaju membobol rekor demi rekor. Berdasarkan data Bloomberg hingga pukul 07.04 WIB, harga emas spot terpantau menguat menguat 0,17 persen atau 3,37 poin di posisi US$2.022,58 per troy ounce pada Rabu (5/8/2020). Harga emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2020 menguat 1,18 persen atau 23,80 poin ke level US$2.044,80 per troy ounce.

Di dalam negeri, harga emas Antam juga menyentuh level baru. Berdasarkan informasi Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga emas 24 karat ukuran 1 gram dibanderol Rp1.048.000, naik Rp19.000 dibandingkan dengan posisi kemarin.

Emas terus memperbarui rekor tertingginya karena pandemi virus corona mendorong serangkaian stimulus yang belum pernah digelontorkan sebelumnya untuk menopang ekonomi. Di antara stimulus tersebut termasuk penurunan suku bunga, yang merupakan keuntungan bagi emas.

Selain itu, mendidihnya ketegangan geopolitik, termasuk ledakan besar di pelabuhan utama Lebanon pada hari Selasa, juga meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven ini.

"Orang-orang menginginkan keselamatan, dan keselamatan saat ini adalah emas karena obligasi pemerintah tidak menghasilkan," ujar analis pasar senior RJO Futures, Bob Haberkorn, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini