Bukan Sektor Pertanian yang Tumbuh Selama Pandemi di Bali, Tapi Ini...

Bisnis.com,06 Agt 2020, 08:45 WIB
Penulis: Feri Kristianto
Sektor telekomunikasi dilaporkan tetap tumbuh tatkala pandemi Covid-19 melanda.

Bisnis.com, DENPASAR — Hampir seluruh lapangan usaha di Bali terkena imbas dari pandemi Covid-19, termasuk pertanian yang diharapkan menjadi penyelamat perekonomian daerah.

BPS Bali mencatat, dari total 17 lapangan usaha yang berkontribusi terhadap ekonomi Pulau Dewata, sebanyak 10 lapangan usaha mengalami pertumbuhan negatif pada semester I-2020. Lapangan usaha tersebut, yaitu, penyediaan akomodasi dan makan minum, transportasi dan pergudangan, perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, pengadaan listrik dan gas, jasa perusahaan, jasa Pendidikan, jasa lainnya serta pertanian, kehutanan dan perikanan.

“Barangkali sebutan yang enak adalah, tekanan kali ini kayaknya pertanian tidak bisa menampung sektor lain. Tidak mampu,” jelas Kepala BPS Bali Adi Nugroho, Rabu (5/8/2020).

Adapun lapangan usaha yang tetap tumbuh dan memberikan harapan karena tumbuh positif adalah pertambangan dan penggalian, pengadaan air, konstruksi, informasi dan komunikasi, real estate, administrasi pemerintahan dan jaminan sosial serta jasa kesehatan. Pertumbuhan lapangan usaha informasi dan komunikasi paling besar mencapai 6,82 persen. Diperkirakan, banyaknya konsumsi paket data telekomunikasi menjadi faktor pendurung masih tumbuhnya lapangan usaha ini.

"Kategori lapangan usaha yang juga seperti memperoleh keberuntungan dari situasi pandemi Covid-19 pada PDRB Bali triwulan II-2020 adalah Kategori Informasi dan Komunikasi," jelasnya.

Menurutnya, ketentuan school from home dan work from home yang masih berlanjut pada triwulan II-2020 serta berbagai pembatasan kegiatan masyarakat, berdampak pada meningkatnya aktivitas belanja online dan penyelenggaraan event secara virtual yang mendorong meningkatnya konsumsi layanan komunikasi daring. Dari mencermati jejak transaksi pada ruang besar big data selama April hingga Juni 2020, tercatat peningkatan penjualan barang secara daring di Bali sebesar 78 persen.

Secara keseluruhan, tekananan hebat akibat pandemi Covid-19 semakin dirasakan oleh perekonomian Bali pada semester I-2020. Tingkat pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata pada Januari-Juni, kontraksi sedalam 6,13 persen jika dibandingkan semester I-2019. Penyebab penurunan ini karena pada triwulan II-2020 atau periode April-Juni 2020, turun hingga 10,98 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu.

“Perekonomian Bali menghadapi penurunan dalam. Penurunan dua digit ini sejarah pertama dialami,” ujar Adi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini