Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan atau multifinance mulai mencari bekal, menghadapi mulai bangkitnya permintaan pembiayaan, sekaligus bekal untuk melunasi surat utang jatuh tempo di semester II/2020.
Pasalnya, selepas pandemi Covid-19 dinilai mereda, beberapa multifinance besar baru mulai berani menerbitkan surat utang baru pada Juli 2020. Di antaranya, PT Mandala Multifinance Tbk., PT Adira Dinamika Multifinance Tbk. (Adira Finance), PT BFI Finance Indonesia Tbk, serta PT Mandiri Tunas Finance (MTF).
Sementara itu, beberapa perusahaan pembiayaan khusus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tercatat menerbitkan surat utang baru, di antaranya PT Pegadaian (Persero), Lembaga Pembiayaan Expor Indonesia (LPEI), dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).
MTF tak tanggung-tanggung melangkah, dengan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan V Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2020 sebesar Rp1 triliun di semester II/2020.
Direktur Keuangan MTF Armendra mengatakan bahwa di tengah ketidakpastian ini, pihaknya berupaya mempertahankan posisi perusahaan tetap kuat, terutama dari sisi finansial, agar nasabah yang membutuhkan pemulihan ekonomi lewat pembiayaan, bisa terus terakomodasi.
MTF mendapatkan dukungan likuiditas dari induk usahanya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., lewat pendanaan bersama atau joint financing dengan persentase hingga 60%, sedangkan 40% sisanya didapatkan dari pemenuhan dana dari bank lain, bilateral loan dan emisi obligasi.
Armendra mengaku tak khawatir dengan obligasi MTF yang akan jatuh tempo pada semester II/2020 ini. Dana obligasi baru, seluruhnya akan dipergunakan untuk digunakan sebagai modal kerja pembiayaan kendaran bermotor.
"Obligasi jatuh tempo terakhir di tahun ini adalah Rp100 miliar di bulan Desember 2020. Kebutuhan dana untuk ini sudah kita persiapkan," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (6/8/2020).
Secara terpisah, PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFI Finance) yang notabene tak memiliki induk perbankan, menyatakan akan mendongkrak kinerja penyaluran pembiayaan pada semester II/2020. Untuk menopang likuiditasnya, salah satu langkah yang ditempuh yakni lewat penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV BFI Finance Tahap III tahun 2020 dengan nilai emisi sebesar Rp500 miliar.
Direktur Keuangan sekaligus Sekretaris Perusahaan BFI Finance Sudjono optimistis bahwa penerbitan obligasi ini akan kembali mendapat sambutan positif dari pasar. Pasalnya, BFI Finance hingga saat ini masih terus mempertahankan rekam jejak yang dikenal baik oleh investor lewat kepastian pencadangan untuk memitigasi risiko. Di mana nilai cadangan kerugian meningkat dari 2,0% di akhir 2019 menjadi 6,0% diakhir semester I/2020.
"Meskipun terdapat peningkatan non-performing financing [NPF], kami tetap melakukan manajemen keuangan dan manajemen risiko yang berhati-hati, di mana pencadangan kerugian piutang telah ditingkatkan secara masif untuk mengantisipasi potensi kerugian piutang yang akan timbul di semester II/2020," ujar Sudjono, Senin (3/8/2020).
Sebelumnya, NPF perusahaan dengan kode emiten BFIN ini memang berada di angka 3,7% di akhir Juni 2020, meningkat dari kondisi normal NPF perusahaan di kisaran 1%. Namun, ini masih lebih baik dari rata-rata NPF perusahaan pembiayaan per Mei 2020 dalam statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang tercatat mencapai angka 4,1%.
Adapun surat utang yang akan diterbitkan BFI Finance merupakan babak baru Obligasi Berkelanjutan IV BFI Finance Indonesia dengan total target penghimpunan dana sebesar Rp8 triliun yang telah disetujui OJK. Surat berharga ini ditawarkan dalam dua seri. Obligasi Seri A berjangka waktu 370 hari kalender terhitung sejak Tanggal Emisi dan Obligasi Seri B berjangka waktu 3 tahun terhitung sejak Tanggal Emisi.
"BFI Finance punya rekam jejak melakukan penerbitan Obligasi sejak tahun 2007 dengan total nilai emisi lebih dari Rp11 triliun sampai dengan 30 Juni 2020. Dari jumlah emisi tersebut, telah dilunasi lebih dari Rp8,5 triliun sesuai dengan tanggal jatuh tempo masing-masing obligasi," tambahnya.
Masa Penawaran Awal Obligasi Berkelanjutan IV BFI Finance Indonesia Tahap III Tahun 2020 berlangsung pada 28 Juli-12 Agustus 2020. Pembayaran dari investor dijadwalkan pada tanggal 7 September 2020 dan perseroan akan menerima dana hasil emisi Obligasi ini pada tanggal 8 September 2020.
Obligasi ini akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 9 September 2020. BFIN menunjuk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebagai Wali Amanat, serta lima Penjamin Pelaksana Emisi untuk emisi Obligasi ini, yaitu PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel