Ini Kata ALFI Terkait Kinerja Sektor Logistik terhadap Ekonomi

Bisnis.com,06 Agt 2020, 13:31 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Sejumlah pria berjalan di antara truk pembawa logistik antarpulau di NTT di pelabuhan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferri di Bolok, Kupang, NTT (4/6/2020). Sebanyak 30 truk pengangkut logistik dan sembako ke sejumlah pulau di NTT tertahan di pelabuhan tersebut akibat pembatasan 50 persen kapasitas angkutan kapal guna mencegah penyebaran Covid-19. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA — Sektor transportasi menjadi penekan laju pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020, kegiatan transportasi berkontraksi karena menjadi akumulasi dari penurunan seluruh sektor yang menurun.

Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan bahwa kegiatan logistik sudah dipastikan akan berkontraksi paling dalam secara persentase.

"Hal ini disebabkan terkaitnya bidang logistik di semua kegiatan. Kami bisa lihat di bidang pariwisata saja logistik yang mendukung kegiatan ini bisa dilihat sangat tajam penurunannya, bahkan kedua terbesar setelah bidang transportasi dan pergudangan," paparnya kepada Bisnis, Kamis (6/8/2020).

Di sisi lain, moda transportasi angkutan udara yang terbesar diikuti kereta api, angkutan laut, dan darat. Khusus angkutan darat secara persentase mengalami penurunan 35 persen.

DPP ALFI sedang melakukan survei anggota di seluruh wilayah Indonesia dari hasil yang sudah masuk ada perusahaan yang sudah berhenti beroperasi.

"Pandangan kami tentunya sama seperti yang pernah kami sampaikan sejak awal pada Maret lalu bahkan kegiatan logistik tetap harus jalan tidak ada pembatasan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan," katanya.

Yukki menegaskan bahwa kesehatan memang yang terpenting, tetapi menjaga perekonomian masih tetap berjalan juga penting. Pasalnya, tidak ada jalan lain bahwa pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi.

Daya beli masyarakat menjadi kunci yang harus dijaga pertumbuhannya. Dengan begitu, efek domino akan terjadi dan seluruh sektor lapangan usaha kembali meningkat.

"Lalu investasi harus diberi kemudahan bukan saja kepada pengusaha asing, melainkan juga pelaku usaha nasional," tuturnya.

Pria yang menjabat sebagai Ketua AFFA (Asean Federation of Forwarders Associations) ini menuturkan UKM juga perlu didorong dan terus diberikan kemudahan dan bantuan.

Pasalnya, krisis saat ini berbeda dengan krisis 1998 yang merupakan krisis keuangan yang berimbas kepada pengusaha besar. Namun, UKM masih berjalan sedangkan usaha kecil pun terkena, begitu juga 126 juta pekerja yang ada di dalamnya.

Yukki memperkirakan kuartal III/2020 masih akan terjadi minus dengan implementasi stimulus yang sangat lambat. Baik pemerintah maupun seluruh pemangku kepentingan harus mencoba dilakukan adalah menahan minusnya agar tidak terlalu dalam.

Sektor transportasi dan pergudangan merupakan sektor penyumbang kontraksi ekonomi Indonesia yang paling dalam pada kuartal II/2020, mencapai -30,84 persen secara tahunan.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan bahwa penurunan terdalam terjadi pada seluruh moda transportasi, terdalam pada subsektor angkutan udara.

"Moda transportasi yang paling terpukul angkutan udara, kontraksi 80,23 persen, kemudian diikuti angkutan rel 63,75 persen. Kontraksi terjadi pada semua moda transportasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini