Kepastian Stimulus Suram dan Trump Bikin Ulah, Wall Street Tergelincir

Bisnis.com,07 Agt 2020, 21:18 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali tergelincir di tengah spekulasi bahwa anggota parlemen tidak akan menyepakati paket stimulus US$1 triliun. Di saat bersamaan, Washington malah menyenggol Beijing dan menaikkan tensi yang sempat mereda.

Dilansir dari Bloomberg, indeks S&P 500 dibuka melemah 0,32 persen sedangkan indeks Dow Jones Industrial juga turun 0,28 persen. Setali tiga uang, indeks Nasdaq Composite turun 9,10 persen.

Indeks S&P 500 tengah berjuang untuk bisa meraih kenaikan beruntun dalam lima sesi. Sementra itu, laporan US Payroll yang lebih bak dari perkiraan memberikan sentimen positif. Namun, di sisi lain, klaim laporan tunjangan pengangguran bisa mengurangi tekanan kepada anggota parlemen untuk menyetujui paket bantuan ekonomi. 

Data ketenagakerjaan yang menggembirakan datang karena investor juga fokus pada prospek anggota parlemen yang masih belum menyetujui pengajuan paket stimulus. Dengan negosiasi yang boleh dikatakan buntu setelah pertemuan kemarin, sekarang ada kekhawatiran data ketenagakerjaan tidak akan cukup membantu gairah di pasar saham.

Kepala Strategi Miller Tabak & Co Matt Maley mengatakan data ketenagakerjaan sebetulnya bisa memaksa pihak yang sedang berunding untuk merampungkan kesepakatan. "Jadi dengan cara yang berlawanan, data yang lebih baik baik dari perkiraan muncul kemungkinan bahwa tidak akan akan yang dilakukan segera di bidang fiskal," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (7/8/2020).

Pelaku pasar juga mewaspadai serangan anyar dari Presiden Donald Trump terhadap perusahaan teknologi China dan rencana memberikan sanksi untuk Kepala Eksekutif Hong Kong.  Saham Tencent langsung anjlok 5 persen setelah Trump mengeluarkan perintah eksekutif untuk melarang penduduk AS melakukan bisnis apapun dengan WeChat, TikTok, atau pemilik aplikasi China lainnya.

Berikut perkembangan beberapa indikator pasar utama

Saham

Mata Uang

Obligasi

Komoditas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini