Pendapatan Non-Bunga Seret? Begini Kondisi di BCA, CIMB Niaga dan Bank Mega

Bisnis.com,07 Agt 2020, 22:43 WIB
Penulis: M. Richard
Karyawan berada di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA  - Di tengah proyeksi penurunan pendapatan nonbunga perbankan pada tahun ini, sejumlah bank besar menyampaikan kondisi kinerja fee based income (FBI) yang berbeda-beda.

EVP Secretariat & Corporate Communication PT Bank Central Asia Tbk. Hera F Haryn mengatakan perseroan masih cukup kuat dalam mendongkrak FBI. "Fee-based income tumbuh sebesar 20% selama masa pandemi Covid-19, mulai pertengahan Maret hingga Mei," katanya kepada Bisnis, belum lama ini. 

Dia memaparkan pertumbuhan transaksi digital banking selama pandemi virus corona mendorong kenaikan fee based income pada perseroan. Adapun, saat ini 98% transaksi di BCA dilakukan lewat e-channel seperti BCA mobile dan Klik BCA. Selain itu, di tengah situasi pandemi, pembukaan rekening baru lewat fitur online mobile telah mencapai 5.000 setiap harinya.

Hera menyebutkan perseroan akan terus mendorong transaksi digital dengan pengembangan fitur-fitur baru dalam layanan mobile banking perseroan serta bekerja sama dengan ekosistem digital yang ada untuk memperkuat digital payment seperti dengan fintech, e-commerce dan lain-lain.

"Kami pun senantiasa mendukung gerakan banking from home, mendorong masyarakat dan nasabah untuk melakukan transaksi finansial melalui platform digital perbankan seperti BCA mobile dan Klik BCA," imbuhnya.

Terpisah, Direktur Consumer Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk. Lani Darmawan menuturkan perseroan akan tetap menguapayakan optimalisasi saluran FBI untuk medongkrak profitabilitas.

Hanya saja, Lani pun mengakui adanya pelemahan konsumsi masyarakat yang menghambat pertumbuhan FBI emiten berkode BNGA ini. "Dari sisi retail fee income secara tahunan masih negatif karena kegiatan dari wealth management belum normal. Walaupun secara digital ada peningkatan," kata Lani.

Dia pun memprediksi tren kinerja tersebut masih akan berlanjut hingga akhir tahun ini. "Kami kira sampai akhir tahun secara tahunan akan tetap tumbuh negatif karena pandemi masih berlanjut, walaupun operational bank sudah buka semua," ujarnya.

Di lain pihak, Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan perseroan masih mampu mencatatkan pertumbuhan FBI 12,5% secara tahunan per akhir Juni.

"Hal ini disebabkan oleh kinerja treasury yang mendapat untung di tengah volatilitas valuta asing. Kalau letter of credit dan bank garansi kami masih kecil, sedangkan kartu kredit yang porsi pendapatannya 50% dari FBI kami, belum tumbuh begitu baik awal tahun ini," katanya.

Kostaman mengatakan perseroan akan mengupayakan penjagaan tren FBI tersebut. Perseroan akan terus mendongkrak ekspansi digital banking serta bisnis kartu kredit yang harapannya akan ada momentum perbaikan pada paruh kedua tahun ini.

Sementara itu, Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede menyebutkan komponen dividen, keuntungan penyertaan equity, dan komisi/provisi/fee pada bulan April masih tumbuh sebesar 5,79% secara year on year (yoy). Namun, realisasi ini melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada April 2019 yakni 7,37%.

Pertumbuhan pendapatan dari komponen ini juga lebih lambat dibandingkan komponen fee-based income lainnya, yaitu pendapatan spot dan derivatif, yang masih mampu bertumbuh sebesar 13,36% dibandingkan periode sebelumnya. Dia menilai perlambatan dari komponen dividen, keuntungan penyertaan equity, dan komisi/provisi/fee ini kemungkinan besar disebabkan oleh adanya perlambatan volume transaksi perdagangan.

Lebih lanjut, perlambatan ini tampak dari turunnya volume transaksi perdagangan ekspor dan impor pada Januari-April yang lalu. Dengan masih terhambatnya perdagangan internasional, diperkirakan pendapatan yang timbul akibat transaksi ini juga akan berkurang, dan menyebabkan pertumbuhan pendapatan di komponen ini cenderung melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan pada tahun 2019.

"Ke depannya, komponen fee-based income masih akan didominasi oleh pendapatan dari transaksi spot dan derivative, yang memang menjadi sumber pendapatan kedua di perbankan setelah pendapatan bunga," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini