Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja emiten farmasi yang cemerlang pada semester I/2020 berpotensi berlanjut pada paruh kedua tahun ini sejalan dengan tingginya permintaan terhadap obat dan produk kesehatan akibat pandemi Covid-19 yang belum mereda.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, 7 dari 10 emiten farmasi yang telah menyampaikan laporan keuangan semester I/2020 membukukan pertumbuhan pendapatan.
Di sisi profitabilitas, delapan emiten farmasi mampu mencetak kenaikan laba bersih. Bahkan, laba PT Merck Tbk. (MERK) dan PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) melesat hingga tiga digit.
Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk MERK per 30 Juni 2020 naik 424,78% year-on-year (yoy) menjadi Rp32,14 miliar kendati pendapatannya tergerus pada semester I/2020.
Melesatnya laba pada periode awal tahun tersebut disebabkan upaya perseroan menekan beban pokok penjualan 24,84% secara tahunan menjadi Rp158,31 miliar. Hal ini diikuti dengan penurunan beban penjualan 22,74% yoy menjadi Rp47,52 miliar dan kenaikan pendapatan lainnya 13,76% yoy menjadi Rp5,72 miliar.
Selain MERK, PYFA juga mencatatkan pertumbuhan laba bersih 223,86% secara tahunan menjadi Rp5,7 miliar pada semester I/2020.
“Secara performa, kinerja KAEF semester I tumbuh meskipun baru single-digit mengingat kondisi pandemi Covid-19 saat ini yang berdampak pada perekonomian, tetapi KAEF masih dapat menunjukkan kinerja positif atau tumbuh dibandingkan dengan tahun lalu,” jelas Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno kepada Bisnis, Jumat (7/8/2020).
Manajemen Pyridam Farma menyampaikan, laba bersih yang tumbuh di atas ekspektasi didorong oleh pertumbuhan penjualan yang kuat pada beberapa produk yang memberikan margin yang lebih tinggi.
Berbekal kinerja semester I/2020 yang moncer, PYFA optimistis tren kenaikan laba akan berlanjut hingga akhir 2020 dan 2021. Untuk mengantisipasi pertumbuhan itu, perseroan bersama para investor menanamkan modal untuk percepatan roda bisnis PYFA.
Di sisi lain, emiten berkapitalisasi jumbo PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih masing-masing 3,81% menjadi Rp11,6 triliun dan 10,28% menjadi Rp1,39 triliun pada semester I/2020.
Direktur Keuangan Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata mengatakan walaupun dampak Covid-19 terhadap makroekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 cukup menantang, perseroan dapat mempertahankan pertumbuhan penjualan dan laba bersih yang positif dan stabil.
“Pertumbuhan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penjualan bersih terutama disebabkan oleh peningkatan efisiensi di biaya operasional, keuntungan selisih kurs, dan tarif pajak yang lebih rendah,” jelas Bernadus dalam keterangan resmi, baru-baru ini.
Sementara itu, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) membukukan kenaikan laba 1,72% yoy menjadi Rp48,57 miliar dan PT Indofarma Tbk. (INAF) memperkecil rugi bersih menjadi Rp4,66 miliar.