Bisnis.com, JAKARTA - PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menerbitkan laporan keuangan 2019 yang menunjukkan seluruh indikator bisnis pada 2019 anjlok dalam. Namun, terlihat adanya penurunan rugi dan kerugian investasi dibandingkan dengan 2018.
Berdasarkan laporan keuangan 2019 audited, Jiwasraya membukukan kerugian setelah pajak hingga Rp4,11 triliun. Jumlah tersebut menurun 79,16 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan kerugian 2018 sebesar Rp19,73 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan Minggu (9/8/2020), pada tahun lalu, perseroan mencatatkan premi senilai Rp3,08 triliun atau turun hingga 70,74 persen (yoy). Pada periode 2018, premi perusahaan senilai Rp10,5 triliun.
Adapun, pada 2019 Jiwasraya membayarkan total klaim Rp14,8 triliun, turun 35,9 persen (yoy) dari total klaim 2018 senilai Rp23,2 triliun.
Perusahaan asuransi jiwa pelat merah yang telah lebur ke dalam holding itu, pada 2019 mencatatkan kerugian hasil investasi hingga Rp869,1 miliar. Jumlah tersebut turun hingga 94,74 persen (yoy) dari posisi 2018 dengan kerugian investasi Rp16,51 triliun.
Penurunan kerugian investasi terjadi meskipun Jiwasraya mengalami penurunan nilai investasi. Pada 2019, total aset investasi perseroan mencapai Rp14,9 triliun atau turun 24,02 persen (yoy) dari 2018 senilai Rp19,83 triliun.
Alhasil, pada 2019 Jiwasraya membukukan total aset Rp18,15 triliun, turun hingga 21,24 persen (yoy) dari catatan 2018 senilai Rp23,04 triliun. Dalam kondisi itu, Jiwasraya mencatatkan risk based capital (RBC) -1.866 persen.
Otoritas Jasa Keuangan menetapkan RBC minimal perusahaan asuransi adalah 120 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel