Begini Bentuk Kolaborasi PT KAI dengan Gojek dan Grab

Bisnis.com,09 Agt 2020, 13:09 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Kereta api melintas di dekat stasiun Jatinegara, Jakarta, Minggu 5 November 2017./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -  PT Kereta Api Indonesia (persero) memiliki rencana untuk membangun solusi ekosistem transportasi dengan kolaborasi yang menyediakan layanan first mile hingga last mile.

First mile yaitu perjalanan dari tempat asal menuju tempat transit transportasi massal sedangkan last mile adalah perjalanan dari tempat transit transportasi massal ke tempat tujuan.

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan untuk menciptakan layanan first mile hingga last mile, maka kolaborasi perlu dilakukan dengan semua moda transportasi dimulai dari Gojek, Grab, Blue Bird,  hingga pengembangan moda lainnya.

“Bukan hanya tiket KA saja, Ketika beli tiket KAI Access kami juga akan mulai tanyakan dari rumah bisa menggunakan transportasi apa. Selain itu begitu  Sampai stasiun tujuan  mau naik apa bahkan charter kami sediakan,” ujarnya Minggu (9/8/2020)

Tak hanya itu, lanjut Didiek, platform pembayaran juga akan diintegrasikan supaya dapat menikmati layanan secara end to end. Dia mengharapkan dengan demikian pengguna jasa KA dapat menggunakan layanan lainnya. Di sisi lain pengguna ojol juga bisa membeli tiket KA melalui platform tersebut.

Didiek menekankan pola bisnis KAI kedepannya akan berubah dengan fokus pada transformasi digital.

Saat ini, KAI juga tengah menata stasiun dan berkoordinasi dengan Pemprov DKI  untuk bisa mengintegrasikan dengan moda transportasi publik. Di antaranya saat ini adalah stasiun Tanah abang Pasar Senen serta Juanda. Kemudian, lanjutnya, terdapat lima stasiun lagi  yakni Stasiun Manggarai, Palmerah, Gondangdia, Tebet, serta Jakarta kota.

Sehingga semua moda mulai dari Transjakarta hingga mikrolet dan lainnya. Didiek menuturkan dengan konsep tersebut, pihaknya akan membersihkan lahan 1.500 meter sehingga semua angkutan dapat masuk dan tidak diperbolehkan menunggu penumpang terlalu lama atau paling lama selama dua menit.

“Ini kami Terintegrasi angkutan massal ini makin banyak menggunakan sekarang dua juta, kami targetkan  bisa enam juta. Ini juga program dan target kami dengan Pemprov DKI Jakarta,”tekannya.

Pemerintah provinsi DKI Jakarta merencanakan lima stasiun selanjutnya untuk terintegrasi dengan moda transportasi umum lainnya yakni Stasiun Manggarai, Tebet, Gondangdia, Palmerah dan Stasiun Kota dengan target penyelesaian selama tiga bulan mendatang.

Saat ini, sebagai pengelola stasiun terpadu, PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) yang merupakan perusahaan patungan antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lewat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yakni PT MRT Jakarta (Perseroda) dan pemerintah pusat lewat BUMN PT KAI (Persero) telah menyelesaikan penataan sebanyak empat stasiun. Diantaranya Stasiun Tanah Abang, Stasiun Juanda, Stasiun Sudirman dan Stasiun Pasar Senen.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan integrasi akan memudahkan masyarakat berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum secara tersambung.

Menurutnya, masyarakat dapat berkegiatan secara produktif dan efisien melampaui penggunaan kendaraan pribadi yang terkoneksi dengan pedestrian, MRT, halte trans Jakarta, kereta bandara. Di depan stasiun akan ada tempat pangkalan ojek sehingga pengemudi ojol  bisa menggunakan tempat itu.

Sebagai pengelola, PT MITJ rencananya diberikan wewenang menata 72 stasiun di Ibu Kota sebagai transit oriented development (TOD), mengoperasikan Kereta Bandara, Kereta Loopline Commuter Line, hingga pembangunan KA Elevated Loopline.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yustinus Andri DP
Terkini