Ini Deretan Hasil Riset BPPT untuk Pengendalian Covid-19

Bisnis.com,10 Agt 2020, 12:51 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Menteri Riset Teknologi/BRIN Bambang PS Brodjonegoro dan Kepala BPPT Hammam Riza - BPPT

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama sejumlah perguruan tinggi dan lembaga riset telah berhasil mengembangkan sejumlah temuan yang berkaitan dengan pengendalian Covid-19.

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengungkapkan sejumlah temuan BPPT selama pandemi. Menurutnya, temuan ini dapat mendukung kemandirian bangsa, terutama dalam memerangi virus.

Temuan tersebut di antaranya adalah, pertama, lima ventilator yang telah mendapatkan izin edar. Ventilator ini merupakan hasil inovasi Institut Teknologi Bandung (ITB) - Salman - Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Indonesia (UI), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), BPPT, dan PT Dharma.

Sebanyak lebih dari 1.000 ventilator telah diproduksi. Sebagian besar merupakan bantuan untuk masyarakat dan telah disalurkan ke rumah sakit di seluruh Indonesia. 

Kedua, inovasi rapid diagnostic test untuk deteksi IgG/IgM terhadap SARS-CoV-2, kerja sama dari BPPT, Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Airlangga (Unair). 

Hasil inovasi ini diproduksi oleh perusahaan dalam negeri dengan kapasitas sebanyak 350.000 per bulan. "Ke depannya ditingkatkan menjadi 1 - 2 juta per bulan. Segera, juga akan diluncurkan rapid test IgG dan IgM secara terpisah," ujarnya. 

Ketiga, PCR test kit yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero) sebesar 1,4 juta kit per bulan. Pada september nanti, kapasitas produksinya akan ditingkatkan menjadi 2 juta lit per bulan. 

Keempat, menyediakan tes yang diharapkan dapat setara dengan PCR yang pertama, yakni Reverse-Transcriptase Loop-Mediated Isothermal Amplification (RTLAMP) Turbidity yang merupakan inovasi dari LIPI. 

Selain itu, inovasi deteksi dini Covid-19 berbasis Microchip Surface Plasmon Resonance (SPR) kerja sama BPPT, ITB dan UNPAD, yakni teknik deteksi yang memiliki reprodusibilitas tinggi, real time, dan relatif murah.

Kelima, BPPT juga menciptakan laboratorium berbasis kendaraan atau disebut mobile lab level 2 karya BPPT. Mobil ini telah dipesan sebanyak 12 buah oleh berbagai pihak. Tim BPPT sedang membuat versi yang sama berbentuk bus yang lebih user friendly dan murah.

Keenam, tim sel puncak PT Kimia Farma Tbk., dan Fakultas Kedokteran UI telah melaksanakan uji klinis fase tiga. Produk ini merupakan terapi adjuvan bagi pasien Covid-19.  "Produk ini diharapkan dapat memperoleh izin edar dari BPOM pada tahun ini," ujarnya.

Ketujuh, Vaksin Merah Putih sebagai upaya kemandirian kesehatan dan bahan baku obat nasional. Upaya produksi protein rekombinan untuk membuat vaksin  telah diselesaikan. Tim vaksin merah putih juga akan mencoba platform lain yaitu inactivate virus dan mRNA. 

Kedelapan, produk imunomodulator berbahan herbal yang merupakan kombinasi dari jahe merah, sambiloto, meniran, sembung, dan jamur cordyceps.

LIPI bersama mitra dan asosiasi terapi tradisional Indonesia melakukan riset dari proses skrining, uji in silico, penentuan kandidat, dan uji klinis. Saat ini uji klinis beberapa herbal masih berlangsung di RS Darurat Wisma Atlet.

"Hasil penelitian membuktikan bahwa senyawa aktif dari berbagai herbal asli Indonesia yang telah digunakan sejak zaman dahulu oleh masyarakat kita, 
dapat memulihkan respon imun, menekan peradangan, dan melawan infeksi virus," ujar Menristek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini