Ketahanan IDXQ30 Diuji, Saham-Saham Pilihan Siap Bersinar

Bisnis.com,11 Agt 2020, 04:51 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo
Pengunjung memotret layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Ketahanan indeks IDX Quality 30 segera diuji bertahan di tengah tekanan gejolak pasar yang terjadi akibat pandemi Covid-19. Bobot yang berat terhadap saham-saham terkait konsumsi domestik jadi pertimbangan menarik.

Bertepatan dengan hari ulang tahun (HUT) Pasar Modal ke-43, Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan indeks terbaru bernama IDX Quality 30 (IDXQ30). Otoritas menyebut indeks itu berbasis faktor kualitas fundamental perusahaan.

Emiten anggota IDXQ30 dilihat dari perusahaan-perusahaan yang secara historis relatif memiliki profitabilitas tinggi, solvabilitas baik, pertumbuhan laba stabil dengan likuiditas transaksi tinggi, serta kinerja keuangan yang baik.

Pada sesi perdanaanya Senin (10/8/2020), IDXQ30 mampu mengungguli indeks LQ45 namun masih di bawah indeks harga saham gabungan (IHSG). IDXQ30 menutup sesi pertamanya dengan 0,206 poin atau 0,160 persen ke level 128,998.

Data BEI menunjukkan seluruh indeks yang ada di pasar modal dalam negeri mencatat return negatif sepanjang periode berjalan 2020. Tidak terkecuali dua indeks unggulan LQ45 dan IDX30 yang kompak terkoreksi 20,46 persen secara year to date (ytd).

Senior Vice President Research PT Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menilai kinerja IDXQ30 tidak terlalu baik tetapi tidak juga terlalu buruk. Namun, menurutnya minimal kinerja yang dicatatkan indeks baru itu lebih baik dari LQ45.

As far as performance wise ke depan, mungkin sedikit underperfom dibandingkan dengan IHSG sebagai benchmark,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (10/8/2020).

Janson mengatakan penyebab IDXQ30 akan underperform di bawah IHSG karena tidak ada komponen emiten sawit dan nikel. Padahal, kedua sektor itu memiliki laporan keuangan semester I/2020 jauh lebih baik dari sektor lain.

“Komoditas nikel dan minyak sawit harga dunai sedang kinclong,” ujarnya.

Dia menilai IDXQ30 menjadi penyangga yang baik saat IHSG koreksi dalam. Pasalnya, indeks itu memiliki bobot cukup berat terhadap emiten terkait konsumsi domestik seperti ICBP, UNVR, GGRM, dan KLBF sebagai pemain defensif.

“Ada potensi IDXQ30 akan outperform dengan adanya UNTR yang ditopang oleh moncernya kinerja harga emas. My favorite pick adalah ICBP, UNVR, GGRM, KLBR, BTPS, dan UNTR.

Di sisi lain, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan perusahaan anggota IDXQ30 memiliki kriteria dan data historis yang baik. Dengan demikian, pihaknya meyakini indeks itu memiliki prospek yang baik.

“Beberapa rasio yang digunakan untuk indeks ini dapat dikatakan reliable yaitu return on equity yang tinggi, debt to equity yang manageable, dan earning growth stabil jadi dapat dikatakan indeks ini berisikan emiten-emiten kualitas baik sesuai dengan namanya,” tuturnya.

Adapun, Frankie menjagokan BBRI, GGRM, dan PWON sebagai top picks dari jajaran konstituen IDXQ30.

Secara terpisah, Direktur CSA Institute Aria Santoso mengharapkan IDXQ30 dapat menjadi unggulan sejalan dengan sejarah profitabilitas yang baik. Selama konstituen dapat mempertahankan kinerja, indesk itu menurutnya dapat menjadi pilihan acuan para investor.

Top picks BBRI, TLKM, GGRM, PTBA, dan UNTR,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini