Bisnis.com, JAKARTA — PT Adira Dinamika Multifinance Tbk. atau Adira Finance memastikan akan tetap menyalurkan pembiayaan meskipun kinerja bisnis sedang terkendala. Penyaluran pembiayaan yang selektif dinilai menjadi kunci perseroan menjaga kinerja di sisa tahun ini.
Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila menjabarkan bahwa dua per tiga portofolio bisnisnya merupakan pembiayaan kendaraan bermotor. Anjloknya penjualan kendaraan pun membuat kinerja Adira turut terpengaruh.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2020, Adira Finance membukukan laba Rp597,05 miliar. Jumlah tersebut turun hingga 37,08 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan semester I/2019 dengan perolehan laba Rp948,94 miliar.
Menurut Made, hal tersebut terjadi karena perekonomian di seluruh dunia menghadapi kondisi yang tidak pernah terjadi sebelumnya, yakni pandemi Covid-19. Hal itu pun membuat industri pembiayaan sulit untuk menentukan strategi pasti dalam menjaga kinerja.
"Kita ada di situasi yang tidak kita ketahui seperti bagaimana, kapan selesainya, sehingga tidak bisa menggunakan strategi yang normal, tapi harus dipastikan perusahaan bisa melewati ini. Sehingga yang kami lakukan adalah memastikan pelayanan kepada nasabah tetap terjaga, memastikan pembiayaan dan restrukturisasi terus berjalan," ujar Made kepada Bisnis, Selasa (11/8/2020).
Menurutnya langkah untuk tetap menyalurkan pembiayaan akan dilakukan dengan selektif. Adira Finance tercatat banyak menyalurkan pembiayaan ke masyarakat pekerja sektor informal, sedangkan sektor itu sangat terdampak oleh adanya penyebaran virus corona.
"Masyarakat kelas bawah ini tidak ada bantalannya, berbeda dengan pekerja-pekerja formal. Pembiayaan kepada pekerja informal bisa menjaga aktivitas perekonomiannya tetap berjalan," ujarnya.
Oleh karena itu, Adira Finance akan fokus menyalurkan pembiayaan dan mendorong restrukturisasi bagi debitur existing. Saat ini, sekitar 30 persen debitur Adira Finance telah mendapatkan persetujuan restrukturisasi kredit.
Selain restrukturisasi, dia pun menjelaskan bahwa perseroan akan memastikan kecukupan likuiditas untuk pembiayaan dan pemenuhan kewajiban kepada kreditur. Menurut Made, dalam kondisi bencana nasional akibat pandemi Covid-19 saat ini, nyawa perusahaan pembiayaan ada pada arus kas (cash flow).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel