Wapres: Bayi Peroleh ASI Eksklusif di Indonesia Kurang dari 50 Persen

Bisnis.com,12 Agt 2020, 10:35 WIB
Penulis: Rayful Mudassir
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan pernyataan pers lewat telekonferensi dengan wartawan dari rumah dinas wapres di Jakarta, Senin (8/6/2020)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Ma`ruf Amin mengatakan bahwa bayi yang memperoleh air susu ibu (ASI) eksklusif di Indonesia masih di bawah 50 persen.

Dia menuturkan data Kementerian Kesehatan ini menunjukkan bahwa masih lebih dari setengah anak-anak Indonesia tidak memperoleh haknya untuk mendapatkan ASI eksklusif.

“Ini tentu saja menjadi pekerjaan rumah bagi kita bersama untuk terus mendorong dan mendukung agar ibu-ibu dapat memberikan ASI saja selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun,” kata Wapres saat mengisi webinar invest-ASI Indonesia, Rabu (12/8/2020).

Menurutnya pemberian ASI menjadi salah satu intervensi pemerintah yang terbukti efektif dalam pencegahan stunting. Saat ini pemerintah juga tengah berupaya untuk menurunkan prevalensi stunting hingga 14 persen pada 2024.

Dia menjelaskan bahwa 1.000 hari pertama sejak terjadi pembuahan dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun merupakan fase penting dalam penentuan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pemberian ASI selama 6 bulan pertama juga diyakini sebagai cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dalam rangka melanjutkan pertumbuhan otak, hati, dan sistem imunnya.

Ketika gizi anak dapat dipenuhi, lanjut Wapres maka pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitifnya akan menjadi optimal. Pemberian ASI juga akan memperkuat hubungan emosional antara ibu dengan bayi.

“Ketika pertumbuhanya optimal, maka kita akan mempunyai generasi yang sehat, cerdas dan produktif yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju di masa yang akan datang,” terangnya.

Dia meminta para ibu mengintensifkan pemberian ASI kepada anaknya hingga berusia 2 tahun. Selain itu, suami juga diminta memberi dukungan kepada istri saat masa pemberian asi kepada anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini