Indonesia Cari Kesempatan Ketemu Rusia, Kerja Sama Vaksin Covid-19?

Bisnis.com,13 Agt 2020, 22:44 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). Vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang diberi nama vaksin Merah Putih tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2021. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia mendorong adanya pertemuan lebih lanjut dengan Rusia seiring keberhasilannya memberikan izin vaksin Covid-19 yang pertama.

Hal itu diungkapkan oleh Juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah. Dia menyatakan belum banyak yang dapat dikonfirmasi terkait kemungkinan kerja sama RI - Rusia terkait vaksin. 

"Yang sekarang kita coba dorong adalah pertemuan lebih lanjut untuk membahas aspek teknis kerja sama antar-kedua negara," tuturnya dalam press briefing, Kamis (13/8/2020).

Pada 13 April 2020, Presiden Joko Widodo sempat melakukan komunikasi melalui sambungan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kerja sama di bidang kesehatan juga ditindak lanjuti dengan pertemuan virtual antara Kementerian Kesehatan dua negara pada 5 Juli 2020.

"Dalam pembahasan yang dilakukan juga disinggung rencana kerja sama terkait vaksin dan penelitian di bidang teknologi kesehatan," ungkap Faiza.

Sebagaimana diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin awal minggu ini telah menyebut bahwa negaranya menjadi yang pertama memberikan persetujuan peraturan untuk vaksin Covid-19, setelah kurang dari dua bulan pengujian pada manusia.

Vaksin tersebut dilaporkan belum menyelesaikan uji coba terakhirnya. Vaksin itu pun diberi nama Sputnik V.

Sejumlah negara mulai menjajaki pemanfaatan vaksin tersebut, termasuk Israel. Israel akan segera meneliti vaksin Covid-19 milik Rusia tersebut. Menteri Kesehatan Israel Yuli Edelstein juga mengatakan pihaknya akan merundingkan pembelian vaksin tersebut jika terbukti mampu menjadi sebuah produk serius.

"Kami mengikuti secara cermat setiap laporan, tak perduli dari negara mana saja. Kami sudah mendiskusikan laporan dari pusat riset di Rusia soal pengembangan vaksin," kata Yuli kepada wartawan, demikian dilansir Antara, Rabu (12/8/20202).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini