Indika Energy (INDY) Kaji Pangkas Panduan Produksi 2020

Bisnis.com,13 Agt 2020, 13:59 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
Aktivitas pemindahan muatan batu bara dari tongkang ke kapal induk dengan floating crane./indikaenergy.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan batu bara, PT Indika Energy Tbk., tengah mengkaji untuk memangkas panduan kinerja produksinya yang sudah ditetapkan pada awal tahun ini.

Head of Corporate Communications Indika Energy Ricky Fernando mengatakan bahwa perseroan terus berupaya mengoptimalkan produksi dan hingga saat ini operasional masih berjalan sesuai dengan target produksi yang ditetapkan pada awal tahun ini.

Namun, di tengah gejolak pasar batu bara, emiten berkode saham INDY itu mengaku juga membuka opsi dan tengah melakukan pengkajian terhadap kemungkinan pemangkasan produksi.

“Saat ini perseroan dalam proses budget reviewing dan akan melakukan analisa lebih lanjut setelahnya,” ujar Ricky kepada Bisnis, Rabu (12/8/2020).

Untuk diketahui, INDY menargetkan produksi batu bara sebesar 30,95 juta ton pada tahun ini. Target itu termasuk produksi batubara berkalori tinggi sebanyak 1,3 juta ton melalui entitas usahanya, PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) yang berlokasi di Kalimantan Tengah.

Adapun, Ricky menjelaskan bahwa penurunan aktivitas perekonomian global dan melemahnya harga batu bara telah mempengaruhi kinerja perseroan. Oleh karena itu, perseroan akan terus memastikan upaya efisiensi biaya, optimalisasi belanja modal, dan pengelolaan arus kas perseroan terus berjalan dengan baik.

Kendati demikian, perseroan belum menerbitkan laporan kinerja pada semester I/2020 seiring dengan laporan tersebut akan ditelaah terbatas dengan auditor.

Pada kuartal I/2020, INDY membukukan pendapatan kuartal I/2020 US$641,5 juta menurun 8,5 persen dari US$700,7 juta pada periode yang sama tahun lalu. Sejalan dengan penurunan itu, INDY membukukan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$21,0 juta.

Hal itu kontras dengan kinerja kuartal I/2019. Kala itu, perseroan membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$11,7 juta.

Adapun, sepanjang triwulan pertama Perseroan memproduksi 9,3 juta ton batubara yang terdiri dari Kideco yang menghasilkan 8,8 juta ton dan MUTU yang memproduksi 500 ribu ton.

INDY berharap perekonomian global dan pasar batu bara dapat membaik mulai akhir kuartal pada tahun ini sehingga dapat membatasi pelemahan kinerja perseroan.

Di sisi lain, Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) mengimbau perusahaan produsen memotong produksi 15 persen hingga 20 persen pada tahun ini. Langkah itu untuk mencari keseimbangan pasar akibat pelemahan permintaan seiring dengan pandemi Covid-19 yang membuat harga dalam tekan.

Pada Agustus 2020,  harga batu bara acuan (HBA) pada Agustus 2020 melanjutkan tren penurunan harga sebesar 3,49 persen menjadi US$50,34 per ton dibandingkan HBA Juli 2020 sebesar US$52,16 per ton. Pandemi Covid-19 dan tingginya stok batu bara di pasar global berdampak pada tren penurunan HBA dalam 5 bulan terakhir.

"Penurunan HBA Agustus 2020 ini masih disebabkan pandemi Covid-19 yang mengakibatkan turunnya permintaan di beberapa negara pengimpor batu bara, sementara stok batubara di pasar global juga makin meningkat," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi, Rabu (5/8/2020).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini