Bursa Asia Ditutup Variatif, Pasar China Terdorong Data Ekonomi

Bisnis.com,14 Agt 2020, 14:13 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia ditutup bervariasi seiring dengan sikap investor yang mulai mengurai tanda-tanda pemulihan ekonomi.

Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (14/8/2020), indeks Kospi Korea Selatan melemah 1,23 persen dan ditutup di level 2.407,49. Menyusul di belakangnya adalah indeks Topix Jepang yang terkoreksi tipis 0,05 persen di level 1.623,38. 

Di sisi lain, indeks S&P/ASX 200 Australia menutup perdagangan pekan ini di zona hjau dengan kenaikan 0,58 persen di kisaran 6.126,19.  Sedangkan, indeks Shanghai Composite China juga menguat 1,07 persen ke 3.356,12. 

Kenaikan juga terjadi pada indeks Hang Seng Hong Kong yang tumbuh 0,51 persen dan bertengger di level 25.359,45. Kenaikan pada pasar China terjadi setelah rilis data ekonomi yang menunjukkan tren pemulihan ekonomi bergerak ke arah positif

Pada perdagangan hari ini, investor terus menaruh harapan pada kucuran stimulus fiskal yang akan membantu pemulihan ekonomi dunia. Sementara itu, angka pengangguran di AS untuk pertama kalinya berada di bawah 1 juta jiwa. Namun, jumlah pencari kerja berada di angka tertinggi dibandingkan dengan masa krisis finansial pada 2008.

"Investor berharap kesepakatan terkait paket stimulus akan terjadi pada awal Agustus lalu. Namun, belum terjadinya kesepakatan akan menimbulkan risiko bagi pemulihan ekonomi. Kini, mereka akan memperhatikan apa yang diperlukan bila pemulihan ekonomi kembali terhambat," jelas Chief Market Strategist Miller Tabak & Co., Matt Maley.

Sementara itu, pemerintah negara bagian Florida memperingatkan kematian akibat pandemi virus corona kemungkinan akan muncul dalam jumlah besar pada panti jompo dan fasilitas tinggal untuk lanjut usia lainnya. 

Di Eropa, Jerman melaporkan lonjakan kasus positif tertinggi dalam tiga bulan terakhir seiring dengan kenaikan kasus positif di Perancis, Yunani, dan Spanyol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini