Kenapa Bisa Turun Hujan di Musim Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

Bisnis.com,15 Agt 2020, 19:52 WIB
Penulis: Mia Chitra Dinisari
Seorang warga berlari di tengah hujan deras akibat Topan Trami di Perfektur Naha di Pulau Okinawa Sabtu (29/9/2018)./Retuers-Kyodo

Bisnis.com, JAKARTA - Berdasarkan pantauan BMKG terhadap perkembangan musim kemarau di Indonesia hingga dasarian pertama Agustus 2020.

BMKG menjelaskan sekitar 81 persen zona musim di Indonesia terutama di wilayah-wilayah dengan tipe hujan berpola monsunal telah memasuki musim kemarau seiring masih dominannya angin monsun Australia (angin timuran) yang tertiup dari Australia melewati Indonesia menuju ke Asia.

Pola hujan di Indonesia terbagi dalam 3 bagian yakni ekuatorial yakni wilayah dengan pola equatorial dan lokal masih berpotensi mendapatkan curah hujan tinggi pada bulan Agustus hingga September.

Monsunal yakni musim kemarau dominan dialami oleh wilayah-wilayah yang memiliki tipe hujan monsunal (puncak musim hujan Desember-Januari-Februari) dan puncak musim kemarau Juni-Juli-Agustus-September).

Lokal yakni wilayah dengan pola hujan lokal mengalami puncak hujan curah hujan pada bulan Juli dan Agustus.

Penyebab hujan di tengah musim kemarau

1. Musim kemarau tidak berarti tidak ada hujan sama sekali

2. Kesan kemarau yang kering kadangkala bias ketika diselingi dengan turunnya hujan dalam beberapa hari.

3. Adanya perkembangan dinamika cuaca akibat haidrnya pola gangguan atmosfer di wilayah equator tropis dapat menghasilkan hujan di wilayah-wilayah yang tengah mengalami kemarau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini