Tren Harga Emas Menurun, Investor Disarankan Ambil Posisi Jual

Bisnis.com,16 Agt 2020, 12:01 WIB
Penulis: Hafiyyan
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Investor disarankan mengambil posisi jual di tengah tren harga emas yang sedang menurun dalam jangka pendek.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (14/8/2020), harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi US$1.945,12 per troy ounce di New York.

Dalam sepekan terakhir, spot emas melemah 4,4 persen, penurunan pertama sejak Juni dan terbesar sejak Maret.

Harga emas mengakhiri pekan yang dipenuhi dengan fluktuasi harga yang besar pada catatan yang relatif jinak. Harga diperdagangkan US$100 per troy ounce lebih rendah dibandingkan rekor tertinggi sepanjang masa yang dicapai pekan lalu.

Meski melemah pekan ini, harga emas masih menguat 28 persen sepanjang tahun ini.

Dalam laporannya, Valbury Asia Futures menyebutkan harga turun emas turun ketika safe-havens dan aset berisiko terkoreksi bersama selama krisis likuiditas di puncak ketakutan virus corona di Amerika Serikat.

"Level resistance di US$1960.00, sedangkan level support di US$1920.00," papar Valbury.

Tim analis Valbury pun merekomendasikan agar investor pada Senin (17/8/2020) pasang posisi jual di US$1.948, dan stop loss US$1.960. Target harga adalah US$1.928 dan US$1.918.

Harga emas membukukan penurunan mingguan pertamanya dalam lebih dari dua bulan terakhir setelah diterpa oleh kenaikan imbal hasil riil, profit taking, dan ketidakpastian atas pembicaraan perdagangan AS-China.

Reli harga emas menghadapi turbulensi seiring dengan aksi jual obligasi pemerintah dan kebuntuan pembicaraan stimulus AS. Sebelumnya, emas melonjak karena bank sentral di seluruh dunia mengambil langkah-langkah untuk menopang ekonomi dan imbal hasil riil negatif di AS

Sementara itu, data pada Jumat menunjukkan pemulihan ekonomi China berlanjut pada Juli dan produksi industri AS meningkat untuk bulan ketiga berturut-turut. Hal ini semakin meredupkan daya tarik emas sebagai aset safe haven.

"Pelemahan yang kami lihat awal pekan ini semacam menghilangkan buih dari spekulasi dalam emas,” kata kepala riset pasar global Gain Capital Group LLC Matthew Weller, seperti dikutip Bloomberg.

Credit Suisse menaikkan proyeksi harga emas tahun depan menjadi US$2.500, di tengah faktor-faktor yang mendorong emas ke level tertinggi baru.

Pada hari Jumat, data menunjukkan sentimen konsumen AS tetap lemah pada bulan Agustus di tengah ekspektasi pemulihan ekonomi yang belum pasti dengan pandemi virus corona yang belum mereda dan pengangguran yang meluas.

Sementara itu, pertemuan yang diharapkan antara China dan AS untuk membahas perkembangan kesepakatan perdagangan fase pertama ditunda tanpa batas waktu.

Analis logam mulia Standard Chartered Bank Suki Cooper mengatakan terlepas dari adanya profit taking lebih lanjut, pikir tren naik jangka panjang emas masih masih utuh di tengah pelemahan dolar AS dan stimulus pemerintah.

"Penurunan harga kemungkinan akan dipandang sebagai peluang untuk membeli karena latar belakang makro tetap menguntungkan untuk emas," ujar Cooper.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini