Daya Beli Belum Pulih, Peritel Modern Perlu Inovasi

Bisnis.com,17 Agt 2020, 23:55 WIB
Penulis: Rahmad Fauzan
Sebelum dunia dilanda pandemi Covid-19, pusat perbelanjaan di Jakarta ramai dikunjungi. Ratusan pengunjung mal mencoba permainan Ice Skeating di Pondok Indah Mal Jakarta, Selasa (25/12/2019). /BISNIS-YAY

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha ritel modern mesti melakukan sejumlah inovasi agar mampu mempertahankan keberlanjutan bisnis jika stimulus serta bantuan yang disalurkan pemerintah tidak berjalan efektif, sehingga daya konsumsi tidak kunjung membaik pada 2021.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan sejumlah inovasi yang dapat dilakukan, di antaranya adalah penjualan produk dalam kemasan lebih kecil serta penggunaan alternatif bahan baku yang lebih murah.

"Hal itu perlu karena dunia usaha harus melakukan banyak inovasi dengan menjual produk-produk yang lebih murah sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat yang daya belinya sudah menurun banyak," ujar Alphonzus kepada Bisnis.com, Senin (17/8/2020).

Selain itu, dia menilai peritel modern saat ini hanya berupaya agar mampu bertahan sampai dengan perekonomian mulai bergerak kembali. Itupun, lanjutnya, tidak semua usaha dapat bertahan karena kemampuan yang berbeda-beda.

Realisasi rencana pemerintah yang tidak sesuai dengan harapan mesti diakselerasi, terutama pemberian stimulus serta relaksasi kepada dunia usaha yang dilakukan secara bersamaan dengan upaya peningkatan daya beli masyarakat.

Lebih jauh dia mengatakan normalnya denyut usaha peritel modern juga sangat bergantung kepada vaksin Covid-19 yang diharapkan dapat segera ditemukan.

"Namun, setelah vaksin ditemukan dan diproduksi masih ada tantangan berikutnya, yaitu bagaimana dan secepat apa pemerintah dapat melakukan vaksin atas seluruh rakyat Indonesia," kata Alphonzus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini