Sepi Permintaan Akibat Pandemi, Boeing Kembali Pangkas Karyawan

Bisnis.com,18 Agt 2020, 08:46 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Foto udara yang menunjukkan pesawat 737 MAX buatan Boeing diparkir di pabrik Boeing di Renton, Washington, Kamis (21/3/2019)./Reuters-Lindsey Wasson

Bisnis.com, JAKARTA - Boeing Co. berencana untuk memangkas karyawan untuk kedua kalinya tahun ini setelah perusahaan memutuskan untuk melanjutkan program pemangkasan hingga lebih dari 10 persen pada April lalu.

CEO Boeing Co. David Calhoun mengungkapkan program pemangkasan karyawan yang dilakukan secara sukarela akan ditawarkan kepada para staf di unit pesawat komersial, divisi pelayanan, operasi perusahaan.

Dikutip dari Bloomberg News, detail terkait program tersebut akan disampaikan kepada pekerja pada 24 Agustus 2019.

"Saya benar-benar berharap permintaan pasar saat ini dapat mendukung jumlah tenaga kerja kami," kata Calhoun.

"Sayangnya, PHK adalah langkah yang sulit tetapi perlu untuk menyelaraskan dengan realitas baru kami, menjaga likuiditas, dan memposisikan diri untuk akhirnya kembali tumbuh," lanjutnya.

Namun, Calhoun menegaskan perusahaan juga melakukan transformasi dan melakukan evaluasi terhadap aspek bisnis untuk mencari kesempatan perbaikan.

Baik Boeing dan rival Eropanya Airbus telah mengalami perlambatan produksi, pengurangan gaji hingga penghematan biaya operasional seiring dengan pandemi virus corona yang menekan permintaan di perjalanan udara dan pesawat baru.

Calhoun mengatakan Boeing juga memperkirakan penyusutan pasar dalam tiga tahun mendatang.

Saham Boeing meningkat 1 persen ke US$172,43 per lembar saham pada penutupan perdagangan di New York, Senin (17/8/2020).

Saham produsen pesawat ini telah turun hingga 47 persen tahun ini, penurunan terbesar di dalam indeks Dow Jones Industrial Average.

Di tengah rencana memangkas 19.000 karyawan, Boeing sebenarnya membuka lowongan sebanyak 3.000 karyawan untuk divisi ketahanan dan kedirgantaraan tahun ini. Langkah ini harus dilakukan Boeing karena sumber penerimaan utama saat ini berasal dari kontrak pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini