Perundingan Dagang Ditunda, Trump Puji Impor Pertanian China dari AS 

Bisnis.com,18 Agt 2020, 16:52 WIB
Penulis: Reni Lestari
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) bersama Presiden China Xi Jinping dalam sebuah pertemuan di Beijing, China, Kamis (9/11/2017)./Reuters-Damir Sagolj

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah pembicaraan perdagangan dengan China ditunda tanpa batas waktu, Presiden Donald Trump memuji pembelian China atas produk-produk pertanian AS.

Dalam sebuah wawancara, Trump mengatakan bahwa dia mengalami waktu yang sangat sulit dengan China, dan negara itu mencoba untuk menebusnya dengan pembelian barang-barang seperti daging sapi, kedelai dan jagung.

Dilansir Bloomberg, Selasa (18/8/2020) penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro kemudian mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan fase satu masih berjalan. Sementara itu, ekspor minyak AS ke China mungkin lebih dari dua kali lipat pada September mendatang.

Namun, tidak semua berita perdagangan memberi pertanda baik bagi eksportir makanan. Guangzhou menghentikan impor daging beku dan makanan laut setelah ditemukan virus pada sayap ayam Brasil. Kementerian Perdagangan China mengumumkan penyelidikan antidumping terhadap anggur Australia.

Pada komoditas logam, penambang ternama BHP Group memperkirakan produksi baja China akan mengalami pelonggaran yang lambat, alih-alih turun secara tiba-tiba dari rekor harga berjalan di paruh pertama.

Penggunaan tembaga China telah didorong oleh pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur listrik, penyelesaian perumahan, dan output mesin yang lebih baik dari perkiraan.

Sementara itu, pembuat bahan bakar China telah menjelajahi lautan untuk mencari produk minyak murah untuk dicampur dengan diesel demi memenuhi permintaan yang pulih, seperti yang terlihat oleh lonjakan impor minyak siklus ringan yang kurang dikenal.

Adapun, pabrik penyulingan Korea Selatan mengirimkan dua kali lipat rata-rata bulanan produk berkualitas rendah pada Juli. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini