Harga Cengkih di Ambon Turun 12 Persen di Level Rp50.000 per Kilogram

Bisnis.com,18 Agt 2020, 08:31 WIB
Penulis: Newswire
Ilustrasi: Proses pengeringan cengkih./JIBI-Ardiansyah Indra kumala

Bisnis.com, AMBON - Harga cengkih di Ambon, Maluku, turun dari Rp57.000 menjadi Rp50.000 per kilogram atau turun 12 persen, sedangkan harga komoditas rempah lainnya stabil.

Hasil pantauan di lokasi transaksi hasil perkebunan di jalan Setia Budi, kawasan Rijoly, Kelurahan Batu gajah, pengumpul menawarkan harga cengkih sebesar 50.000/Kg atau turun dari sebelumnya Rp57.000.

Sementara harga komoditi lain seperti biji pala bundar masih tetap stabil yakni Rp63.000/Kg, fuli (pembungkus biji pala) Rp220.000/Kg, dan coklat Rp27.000/Kg.

"Kalau kopra sekarang cukup membawa angin segar bagi para petani di daerah ini, sebab harga kopra naik hingga mencapai Rp6.700/Kg dari sebelumnya Rp6.200," kata Evi, pengumpul di lokasi transaksi di jalan Setia Budi, kawasan Rijoly, Kelurahan Batu gajah, Selasa (18/8/2020) seperti dilaporkan Antara.

Hanya saja, kata dia, walaupun harga kopra bergerak naik, sekarang ini dengan adanya Covid-19 banyak petani yang belum datang menjual hasil olahannya maupun hasil perkebunan lainnya.

Dia mengatakan, perubahan harga yang terjadi di Kota Ambon selalu mengikuti perkembangan harga yang terjadi di Kota Surabaya. Kalau di Surabaya naik atau turun, sudah pasti terjadi perubahan juga di Ambon.

Hal ini disebabkan karena hasil pembelian berbagai jenis hasil perkebunan Maluku dijual lagi ke Surabaya sebagai pasar utama.

Evi menjelaskan, sekarang ini petani yang biasanya datang dari Pulau Ambalau, Buru dan sebagian dari Pulau Seram untuk menjual hasil panen mereka sekarang agak jarang datang melakukan transaksi, hal ini terkait dengan berbagai pertimbangan terutama arus transportasi yang berhubungan dengan aturan dalam rangka memutuskan penyebaran Covid-19 di daerah ini.

Dia menambahkan, selama bulan Agustus ini baru kita buka toko lagi setiap hari, berbeda dengan bulan yang lalu, dimana dalam satu minggu kami buka hanya dua atau tiga hari saja selebihnya tutup, sebab jarang petani melakukan transaksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini