Bisnis.com, JAKARTA - Penyelenggara teknologi finansial urun dana (Fintech Equity Crowdfunding/ECF) PT Santara Daya Inspiratama (Santara) justru ketiban berkah selama masa pandemi Covid-19, berupa tumbuhnya angka pengguna terdaftar.
Krishna T Wijaya, Chief Business Officer Santara, pun optimistis kinerja fintech ECF akan terus tumbuh, mengingat efek pandemi membuat masyarakat menjadi lebih dekat dengan gadget, sehingga semakin banyak pula yang mencari tahu soal investasi alternatif seperti ECF.
"Sehingga total sampai hari ini kami sudah menyalurkan Rp84,5 miliar dari 63 UMKM selaku penerbit. Pemodalnya 13.200 dari total user kita seluruhnya yang mencapai sekitar 220.000 pengguna," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (18/8/2020).
Krishna mengungkap bahwa salah satu jurus Santara bisa lebih banyak menggaet dana dari para pemodal aktif dan merangkul user baru untuk bergabung, justru dengan membuat program memanfaatkan efek pandemi.
Program ini bertajuk UKM Corona Relief, yakni mengakomodasi para UMKM penerbit menawarkan pemodal memiliki porsi kepemilikan saham yang akan dipergunakan untuk biaya operasional (Opex) untuk bangkit selepas pandemi.
"Jadi di saat industri keuangan termasuk perbankan sedang mengecilkan keran pembiayaan mereka, justru kami bersama para pemodal itu membantu para UMKM yang punya potensi rebound selama pandemi," tambahnya.
Krishna mencontohkan ada salah satu usaha minuman yang sangat terdampak pandemi karena outlet-nya berada di mal yang notabene tutup selama pandemi.
UMKM ini akhirnya menawarkan kepemilikan sahamnya lewat Santara dengan total pendanaan sekitar Rp800 juta. Siapa sangka, bisnis ini justru bisa rebound dengan cepat selepas pandemi dan sanggup mengembalikan investasi dari para pemodal hingga 24%.
"Jadi UMKM penerbit ini pas momentumnya, setelah dapat dana untuk modal, pandemi mulai mereda dan mal-mal mulai buka. Sehingga kita pun tidak menyangka justru return investasi dari penerbit ini bisa lebih tinggi daripada lainnya," ungkap Krishna.
Selain itu, Santara juga menelurkan fitur baru berupa papan pra-listing, di mana para UMKM penerbit bisa memperkenalkan dahulu potensinya sebelum resmi menerbitkan saham di Santara.
Fitur ini juga memungkinkan para investor untuk bertanya-tanya terlebih dahulu lewat kolom komentar untuk meyakinkan dirinya. Inilah yang menurut Krishna sanggup membuat para investor existing Santara lebih antusias lagi menanamkan investasinya ke lebih banyak penerbit.
"Menariknya, ini telah dibuktikan lewat data kita, sebelumnya di awal tahun itu rata-rata satu pemodal hanya ikut mendanai atau punya satu sampai dua portofolio penerbit saham. Sekarang trennya naik, satu pemodal bisa mendanai empat sampai lima bisnis dalam portofolio mereka," tambah Krishna.
Nantinya, beberapa inovasi dan fitur baru Santara demi meyakinkan para investor pun akan segera diluncurkan, di antaranya menggandeng lebih banyak lagi platform point of sale (POS) untuk mengonfirmasi kinerja keuangan para penerbit, dan bekerja sama dengan financial consultant untuk menilai lebih ketat bagaimana kinerja bisnis para penerbit.
Dengan inovasi ini, Krishna berharap para investor jadi lebih yakin karena memiliki perlindungan lebih atas aset investasi mereka, serta semakin percaya menanamkan dananya lewat ekosistem Fintech ECF.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel