Wall Street Bergerak Variatif Usai Cetak Rekor

Bisnis.com,19 Agt 2020, 21:08 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak variatif usai indeks S&P 500 mencetak level tertinggi sepanjang masa. 

Dilansir dari Bloomberg, indeks S&P 500 sedikit berubah selepas pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (19/8/2020. Investor memburu saham ritel seiring dengan perkembangan pembahasan stimulus terbaru jelang rapat The Federal Reserve.

Indeks S&P 500 terpantau naik 0,17 persen ke level 3.395,64 pada pukul 20.39 WIB. Sementara itu indeks Dow Jones Industrial Average juga naik 0,49 persen ke posisi 27.912,86. Adapun Nasdaq Composite turun 0,3 persen ke level 11.177,30.

Saham Target Corp melonjak karena penjualan melampaui analis. Hal ini menghilang kan kekhawatiran bahwa permintaan akan surut. 

Saham Lowe's Cs juga naik karena penjualan di musim panas yang moncer. Momenta Pharmaceuticals Inc melonjak setelah Johnson & Johnson setuju untuk mengakuisisi perusahaan senilai 6,5 miliar dolar AS.

Wall Street sudah naik lebih dari 50 persen dalam lima bulan terakhir. Perdebatan kemudian muncul, apakah momentum ini akan terus bertahan di tengah valuasi yang tinggi dan ketidakpastian atas stimulus dari pemerintah. 

Indikator perekonomian dan pendapatan emiten mulai membaik. Hal itu turut memperkuat optimisme atas pemulihan dari resesi yang dipicu pandemi virus corona. 

"Kemurahan hati The Fed berarti bahwa ada triliunan dolar yang mencari keuntungan lebih besar dari return obligasi yang mendekati nol atau bahkan negatif, tulis Win Thin, kepala strategi mata uang global di Brown Brothers Harriman & Co. di New York. 

Sementara itu, pemimpin Partai Republik dan Partai Demokrat memberikan sinyal bahwa mereka sedang mencari jalan untuk menghidupkan kembali negosiasi yang terhenti. Walaupun demikian, kedua partai ini masih jauh untuk mencapai mufakat dalam menyetujui paket bantuan ekonomi.

Berikut perkembangan indikator pasar lainnya :

Saham

Mata Uang

Obligasi

Komoditas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini