Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah kondisi perekonomian dunia masih terpuruk akibat pandemi Covid-19, pasar properti China, negara asal-muasal virus corona jenis baru tersebut, justru mulai menunjukkan kebangkitan pada kuartal kedua 2020.
Investor properti disebut antre untuk dalam pasar real estat komersial dan ritel China dalam 3 bulan yang berakhir Juni, ketika negara itu baru saja keluar dari wabah corona, melampaui permintaan di seluruh negara lain di Asia Pasifik, menurut sebuah laporan yang dikutip South China Morning Post.
Volume investasi kuartal kedua melonjak 95 persen menjadi US$8,4 miliar dibandingkan dengan tahun lalu, menurut data Real Capital Analytics (RCA).
Namun, dilihat untuk masa semester pertama, volume turun 23 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang US$14 miliar, disebabkan oleh penerapan karantina nasional untk menahan penyebaran wabah corona selama 3 bulan pertama 2020.
“Ada satu pasar menonjol di Asia Pasifik yang bangkit kembali pada kuartal kedua,” kata firma riset yang berbasis di New York itu, yang mendapatkan kesepakatan bernilai setidaknya US$10 juta.
"Investasi di China [pada kuartal II/2020] naik hampir dua kali lipat dari tahun lalu, membalikkan kemerosotan lebih dari 50 persen di kuartal sebelumnya," lanjut hasil riset RCA.
Negara terpadat di dunia itu adalah ekonomi besar pertama yang bangkit kembali selepas lockdown akibat virus corona.
Dengan perkiraan 80 persen manufaktur kembali beroperasi, ekonomi terbesar kedua di dunia itu tumbuh 3,2 persen sepanjang April hingga Juni, sehingga memberikan dorongan yang memang sangat diperlukan untuk pasar real estat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel