Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Syariah Mandiri menargetkan perolehan laba senilai Rp1,3 triliun dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 3 persen hingga akhir tahun.
Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari mengatakan perolehan laba dan pembiayaan tersebut akan sangat bergantung dengan perkembangan kondisi makro dan permintaan masyarakat. Bank Syariah Mandiri pun akan berupaya menjaga kualitas pembiayaan dengan non-performing financing (NPF) yang berada di bawah 3 persen.
"CAR [Capital Adequacy Ratio/Rasio Kecukupan Modal] angkanya akan sangat diperngaruhi oleh pertumbuhan pembiayaan dan lain-lain," katanya Selasa (25/6/2020).
Baca Juga : Laba Bank Syariah Mandiri Naik 30,53 Persen |
---|
Adapun Mandiri Syariah membukukan laba bersih senilai Rp719 miliar per Juni 2020 naik signifikan 30,53 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY). Kenaikan laba ditopang pendapatan margin dan FBI yang masing-masing sebesar 9,24 persen YoY dan 13,96 persen YoY.
Laba yang berhasil dibukukan Mandiri Syariah juga ditopang oleh keberhasilan dalam menghimpun dana pihak ketiga (DPK) yang mendorong peningkatkan aset dan komposisi low cost fund, juga keberhasilan dalam menurunkan angka NPF dan penyaluran pembiayaan secara selektif dan berkualitas.
Rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) pada semester I/2020 sebesar 2,57 persen (gross) dan 0,88 persen (nett). Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada semester I/2020 juga tumbuh 16,52 persen YoY menjadi Rp101,78 triliun.
Toni memastikan likuditas Mandiri Syariah terhitung sangat aman dan cenderung berlebih. Rasio penyaluran pembiayaan atau financing deposit ratio (FDR) hingga semester I/2020 mencapai 74,2 persen.
"Dengan DPK Rp114,40 triliun dan pembiayaan Rp75,61 triliun, FDR kami 74,2 persen per Juni 2020, poin yang ingin kami sampaiakan likuiditas di syariah Mandiri sangat aman dan berlebih. Pembentukan cadangan pembiayaan mencukupi yakni 137 persen," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel