Ini Sektor Logistik yang Tetap Berjaya saat Pandemi

Bisnis.com,26 Agt 2020, 20:05 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Pekerja mengangkut barang pesanan konsumen di Warehouse Lazada Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (12/11/2019)./ANTARA FOTO-Asprilla Dwi Adha

Bisnis.com, JAKARTA - Pemulihan bisnis logistik pasca pandemi Covid-19 akan berlangsung secara sektoral. Beberapa melaju positif di tengah pandemi dan Semester II/2020, sementara beberapa lainnya perlu berjuang keras.

Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan kejadian luar biasa pandemi ini sangat berbeda dibandingkan dengan krisis pandemi 100 tahun lalu. Pemulihan tercepat diprediksi terjadi pada Semester II/2021.

"Semester II, kami melihatnya pada kuartal III/2020 akan terjadi kontraksi, tetapi dengan daya beli diperbaiki, bantuan langsung ke masyarakat, kontraksi tidak terlalu dalam, bisa lebih baik dari Semester I/2020 ini," jelasnya, Rabu (26/8/2020).

Dia melanjutkan masa pemulihan itu dengan catatan protokol kesehatan dan vaksin ditemukan akan berlangsung. Pertumbuhan kembali (rebound) paling cepat terjadi di Semester II/2021.

Menurutnya, kunci agar dapat kembali tumbuh adalah mempertahankan konsumsi masyarakat dengan meningkatkan daya beli. Selain itu, investasi harus lebih dipermudah, terutama bagi pelaku dari nasional.

Dia juga menyebut sejumlah sektor logistik akan tetap tumbuh positif di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) bahkan setelah kenormalan baru ditemukan, jauh melampaui Semester II/2020 ini.

Sejumlah sektor tersebut yakni, jasa logistik e-commerce, jasa kurir, jasa pergudangan bahan pokok dan barang retail, jasa layanan logistik yang berkaitan dengan transaksi Business to Costumer (BtoC) dan CtoC.

Di sisi lain, jenis kegiatan logistik yang cukup terpuruk dan terdampak berat di masa pandemi Covid-19 ini yakni jasa angkutan barang moda udara, laut, truk peti kemas, truk ekspor impor, bahan baku industri manufaktur, bongkar muat, jasa kegiatan customs dan port clearance, depo peti kemas, jasa pergudangan bahan baku impor dan berikat, serta kegiata logistik yang transaksinya bisnis ke bisnis (BtoB).

"Dengan demikian, kolaborasi penting, termasuk bidang bisnis logistik perlu membuka diri, mereformasi struktural, strategi baru dan visi misi baru, adopsi teknologi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini