Bisnis.com, JAKARTA -- Pertumbuhan pendapatan berbasis biaya dan komisi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. pada semester I/2020 lebih tinggi daripada pendapatan bunga bersih.
Pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) Bank Mandiri tetap tumbuh 10 basis poin atau 0,1 persen pada semester I/2020 dibandingkan dengan periode sama tahun lalu menjadi Rp29,8 triliun.
Hingga paruh pertama 2020, perseroan juga membukukan pendapatan berbasis biaya dan komisi atau fee based income (FBI) senilai Rp13,59 triliun atau tumbuh 8,64 persen secara tahunan.
Pertumbuhan FBI tersebut pun menjadi pendorong perolehan laba paruh pertama tahun ini yang senilai Rp10,9 triliun.
Wakil Direktur Utama Hery Gunardi mengatakan pertumbuhan kredit yang sebesar 4,38 persen YoY pada semester I/2020 turut menjaga kinerja pendapatan bunga bersih perseroan. Selain bertujuan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional, Bank Mandiri akan tetap menyalurkan kredit secara prudent untuk menjaga sustainabilitas dan kualitas.
Bank Mandiri berupaya untuk menjaga net interest margin (NIM) berada pada kisaran 4,4 - 4,6 persen.
"Memperhatikan kondisi pandemi yang masih belum berakhir, Bank Mandiri berupaya untuk menjaga likuiditas dengan tetap memonitor biaya bunga secara optimal. Selain itu, Bank Mandiri tetap menyalurkan kredit pada sektor-sektor ekonomi yang masih memiliki prospek positif agar kualitasnya tetap terjaga," katanya kepada Bisnis, Minggu (30/8/2020).
Menurutnya, Bank Mandiri juga akan terus berupaya untuk menjaga perolehan FBI yang merupakan sumber pertumbuhan revenue dengan fokus pada peningkatan transaksi.
Bank Mandiri, lanjutnya, akan tetap berupaya untuk meningkatkan revenue. Tercermin dari kinerja semester 1/2020, FBI menjadi driver pertumbuhan laba.
"Seperti yang sudah Bank Mandiri paparkan, akselerasi digital banking melalui inovasi di sisi produk maupun layanan merupakan upaya perseroan menjaga momentum pencapaian FBI," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel