Berita Vaksin Covid-19 Bikin Investor Optimis, Transaksi Saham Menggeliat

Bisnis.com,31 Agt 2020, 19:15 WIB
Penulis: Dhiany Nadya Utami
Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (15/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Selain penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG), optimisme terhadap perkembangan vaksin Covid-19 dinilai menjadi salah satu pendongkrak kenaikan transaksi broker sepanjang Agustus 2020.

Presiden Direktur RHB Sekuritas Iwanho mengatakan pemulihan pasar yang tergambar dari tren kenaikan IHSG memang menjadi salah satu motor transaksi broker sepanjang Agustus. Namun, hal tersebut juga didasari oleh euforia investor terhadap perkembangan vaksin.

“Orang melihat ini lumayan positif nih berita mengenai vaksin Covid-19. Di dunia, di Indonesia juga,” katanya kepada Bisnis, Senin (31/8/2020)

Menurutnya, perkembangan pembuatan vaksin semakin membuat pelaku pasar optimistis bahwa ekonomi akan benar-benar menuju pemulihan. Pasalnya, vaksin dianggap sebagai pendukung utama kebangkitan berbagai aktivitas penunjang ekonomi.

Meskipun demikian, dia menyebut optimisme itu masih dibayangi oleh jumlah kasus positif Covid-19 yang tak juga melandai di Indonesia, khususnya di Jakarta sebagai ibu kota dan pusat perekonomian.

Iwanho menilai penanganan dari sisi medis ini sangat mendesak agar Indonesia memiliki kurun waktu (time frame) yang sama dengan negara lain dalam hal pemulihan, yang mana banyak negara telah berhasil menekan jumlah kasus Covid-19 di wilayahnya.

“Jangan sampai nanti semua membaik, tapi Indonesia dikucilkan karena covid bertambah terus, karena tidak sejalan dengan menurunnya kasus Covid di dunia pada umumnya,” tutur dia.

Dari sisi investor, Iwanho menyebut saat ini transaksi masih didominasi ritel karena investor institusi umumnya cenderung masih wait and see untuk menilai perkembangan yang terjadi, termasuk mengenai kasus Covid-19. 

Lebih lanjut, dia mengatakan ada hal yang perlu diwaspadai dari investor ritel karena umumnya mereka bukan investor jangka panjang, sehingga potensi untuk profit taking ketika penguatan indeks terus terjadi cukup besar.

“Bisa saja mereka merasa sudah lumayan profit jadi jual dulu,” imbuh Iwanho.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini