Jaga Modal di Masa Pandemi, Maybank Group Tahan Dividen

Bisnis.com,31 Agt 2020, 13:18 WIB
Penulis: M. Richard
Gedung Maybank di Kuala Lumpur, Malaysia/maybank.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Malayan Banking Berhad (Maybank) memutuskan tidak tebar dividen untuk menjaga modal di tengah ketidakpastian pandemi virus corona tahun ini.

Maybank Chairman Datuk Mohaiyani Shamsudin mengatakan kondisi ekonomi saat ini tidak menentu akibat pandemi Covid-19, sehingga Maybank masih perlu memprioritaskan upaya pemeliharaan modal dan likuiditas.

"Saat ini, kami tidak menawarkan pembayaran dividen interim untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2020 karena baru saja bangkit dari pandemi," katanya dalam siaran pers, Minggu (30/8/2020).

Adapun, selama semester I yang berakhir pada 30 Juni 2020, pendapatan operasional bersih Maybank Group tumbuh sebesar 5,3 persen menjadi RM12,37 miliar. Kenaikan didukung kenaikan net fee-based sebesar 27,8 persen, yang mengkompensasi penurunan 3,4 persen dalam pendapatan bunga bersih.

Laba operasional sebelum provisi meningkat 9,9 persen karena penerapan disiplin biaya yang menghasilkan overhead tetap tahun ke tahun.

Namun, net impairment loss naik menjadi RM2,77 miliar dari RM1,09 miliar pada tahun sebelumnya karena upaya pencadangan proaktif yang diterapkan pada paruh pertama, ditambah dengan beberapa penghapusan akun.

Hal ini mengakibatkan penurunan laba sebelum pajak (profit before tax/ PBT) sebesar 20,6 persen menjadi RM4,05 miliar, sedangkan laba bersih mencapai RM2,99 miliar dibandingkan dengan RM3,75 miliar tahun lalu.

Upaya berkelanjutan dalam mengelola biaya menghasilkan rasio biaya terhadap pendapatan Group meningkat lebih jauh menjadi 45,6 persen pada semester I 2020 dari 47,9 persen tahun sebelumnya, karena pertumbuhan pendapatan jauh melebihi pertumbuhan biaya overhead sekitar 5 persen YoY

Di samping itu, Maybank mencatatkan kredit yang stabil sebesar 4,4 persen year-on year pada 30 Juni 2020, meskipun hal ini diimbangi oleh kontraksi sebesar 8,4 persen di pasar luar negeri sebagai bagian dari strategi berkelanjutan untuk memastikan pertumbuhan portofolio sejalan dengan postur risiko saat ini yang timbul dari wabah pandemi. Hal ini mengakibatkan penurunan marjinal sebesar 1 persen dalam pinjaman bruto Group dari tahun sebelumnya.

Simpanan meningkat 2,2 persen, didorong oleh peningkatan yang kuat sebesar 7 persen di Singapura dan 1,2 persen di Malaysia, karena Group melanjutkan fokusnya pada pertumbuhan basis pendanaan berbiaya rendah di pasar dalam negeri.

Hal ini mengakibatkan rasio dana murah atau CASA Group melonjak menjadi 40,2 persen pada Juni 2020 dibandingkan dengan 34,9 persen pada tahun sebelumnya.

Meskipun pertumbuhan simpanan stabil, khususnya CASA, marjin bunga bersih (NIM) untuk semester I 2020 turun sebesar 15 bps menjadi 2,09 persen dibandingkan dengan 2,24 persen pada tahun sebelumnya yang disebabkan oleh pemangkasan suku bunga serta dampak dari Day-One modification loss untuk membuat asumsi terhadap suku bunga tetap untuk pembiayaan.

Sementara, untuk kuartal II/2020, kompresi pada NIM lebih tinggi sebesar 24 bps menjadi 1,95 persen dari 2,19 persen. Namun demikian, Group terus melakukan pengawasan secara aktif atas pengelolaan aset dan liabilitas serta disiplin harga untuk meminimalkan kompresi pada NIM mengingat potensi peningkatan tekanan yang diperkirakan akan tetap berlanjut sepanjang tahun.

Sementara rasio kredit bermasalah atau NPL baru relatif aman pada Kuartal II 2020, Group mengambil sikap proaktif untuk meningkatkan pengelolaan pada bisnis tertentu dan kreditur korporasi di pasar utama (home markets) yang menunjukkan adanya pelemahan, serta pada beberapa portofolio ritel di pasar di mana variabel makro ekonomi juga menunjukkan adanya potensi pelemahan.

Adapun, PT Bank Maybank Indonesia Tbk. mengumumkan kenaikan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar 7,0 persen menjadi Rp809,7 miliar pada semester pertama yang berakhir 30 Juni 2020 di tengah gejolak dan disrupsi pasar yang disebabkan pandemi Covid-19.

Kinerja didukung oleh peningkatan pendapatan non bunga (fee based income) dan pengelolaan biaya strategis secara berkelanjutan (sustained strategic cost management).

Bank mencatat kenaikan pendapatan fee based sebesar 1,4 persen menjadi Rp1,2 triliun pada Juni 2020. Pada tahun sebelumnya, Maybank Indonesia memasukkan pendapatan fee nonrutin sebesar Rp 101,0 miliar dari hasil penyelesaian arbitrase domestik.

Apabila pendapatan fee non-rutin tersebut tidak diperhitungkan, maka Maybank Indonesia mencatat kenaikan fee 11,0 persen yang berasal dari fee Global Market, bancassurance dan wealth management, serta biaya transaksi e-channel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini