Kelebihan Pasok Batu Bara Kian Menjadi-jadi Akibat Covid-19

Bisnis.com,01 Sep 2020, 19:24 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Aktivitas penambangan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menilai kondisi kelebihan pasok batu bara akibat pandemi Covid-19 ini lebih buruk dibandingkan sebelum merebaknya Covid-19.

Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan bahwa kondisi kelebihan pasok terjadi karena estimasi permintaan batu bara global terkoreksi signifikan.

Menurut IHS Markit, akibat pandemi Covid-19, estimasi permintaan batu bara global terkoreksi hingga 100 juta ton. Koreksi permintaan terbesar berasal dari dua negara utama pengimpor batu bara, yakni China dan India.

"Ini historical penurunan terbesar sepanjang sejarah menurut beberapa analis," ujar Hendra dalam sebuah webinar, Selasa (1/9/2020).

Sementara itu, dari sisi suplai, kata Hendra, produksi batu bara di negara-negara produsen utama, seperti Indonesia, Rusia, maupun Australia, relatif berjalan normal. Hal ini menyebabkan suplai dari batu bara melebihi permintaan yang terkoreksi sangat tajam.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, realiasasi produksi batu bara nasional hingga akhir Juli 2020 mencapai 323 juta ton atau mencapai 59 persen dari rencana produksi tahun ini yang ditargetkan sebesar 550 juta ton.

"Sebenarnya kalau lihat tren harga, oversupply sudah makin besar sebelum Covid karena tensi perekonomian dagang Amerika dan China juga berpengaruh ke global ekonomi. Tren 2019 cenderung melemah dan dipercepat dengan Covid-19. Bisa dilihat dari harga capai level terendah dalam 5 tahun terakhir," kata Hendra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini