Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah pemberi pinjaman atau lender di industri fintech peer-to-peer lending masih mengalami perlambatan pertumbuhan. Masyarakat dinilai belum memilih kembali fintech sebagai sarana investasi karena menimbang faktor risiko di tengah pandemi Covid-19.
Berdasarkan Statistik Fintech Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada Juni 2020 total lender fintech P2P lending tercatat sebanyak 659.186 rekening. Jumlahnya meningkat 8,78 persen (year-to-date/ytd) dibandingkan Desember 2019 sebanyak 605.935 rekening.
Secara bulanan, jumlah rekening lender masih mencatatkan pertumbuhan hingga Februari 2020, dengan penambahan 14.003 rekening dalam 29 hari tersebut. Namun, pada Maret 2020 saat pandemi Covid-19 melanda, pertumbuhan rekening lender setiap bulannya mengalami perlambatan.
Sepanjang Maret 2020, jumlah lender bertambah 10.230 rekening, turun 26,94 persen (month-to-month/mtm) dari Februari 2020 sebanyak 14.003 rekening. Pada April 2020 penambahannya sebanyak 7.760 atau turun 24,14 persen (mtm), Mei 2020 sebanyak 6.208 atau turun 20 persen (mtm), dan Juni 2020 hanya bertambah 4.985 atau turun 19,7 persen (mtm).
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai bahwa lender fintech P2P lending masih mempertimbangkan risiko investasi di tengah masa pandemi ini, sehingga penempatan dana di fintech tidak menjadi pilihan utama.
"Dari sisi lender masih menimbang faktor risiko sehingga [lebih memilih untuk] menempatkan dana di perbankan BUKU III dan IV yang lebih aman, meskipun tingkat bunganya lebih rendah. Ini ada perubahan perilaku [pada masa pandemi Covid-19]," ujar Bhima kepada Bisnis, Rabu (2/9/2020).
Dia menjelaskan bahwa hal tersebut terkonfirmasi oleh data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), di mana deposan di atas Rp5 miliar mengalami kenaikan nominal simpanan hingga 7 persen sepanjang Januari–Juni 2020. Menurut Bhima, peningkatan itu pun berkaitan dengan turunnya lender di fintech.
Selain jumlah lender, penyaluran pinjaman fintech secara bulanan pun mengalami perlambatan hingga Mei 2020. Pada Januari 2020, pinjaman tersalurkan tercatat senilai Rp6,89 triliun, kemudian naik 1,74 persen (mtm) pada Februari 2020 menjadi Rp7,01 triliun.
Penyaluran pinjaman pada Maret 2020 pun tumbuh 1,85 persen (mtm) menjadi Rp7,14 triliun. Namun, pada April 2020 penyaluran pinjaman fintech anjlok hingga 50,56 persen (mtm) menjadi Rp3,53 triliun, lalu pada Mei 2020 masih menurun 11,9 persen (mtm) senilai Rp3,11 triliun.
Pada Juni 2020, pertumbuhan penyaluran pinjaman secara bulanan mulai menunjukkan sinyal positif, yakni meningkat 37,94 persen (mtm) menjadi Rp4,29 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel