Permintaan India Beri Sinyal Pulih, Saham Batu Bara Tersengat

Bisnis.com,02 Sep 2020, 18:10 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
Proses pengapalan batu bara dari conveyor belt ke kapan tongkang./abm-investama.com

Bisnis.com, JAKARTA - Konsumsi batu bara India memberikan sinyal adanya pemulihan seiring dengan peningkatan pengiriman bulanan pertama sejak Februari oleh perusahaan milik negara, Coal India.

Mengutip Bloomberg, Coal India mencatatkan pengiriman batu bara sebesar 44,34 juta ton pada Agustus 2020, naik 9,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Selain itu, output batu bara naik 7 persen secara tahunan menjadi 37,2 juta, kenaikan pertama dalam lima bulan terakhir.

VP Elara Capital India Pvt. di Mumbai Rupesh Sankhe mengatakan bahwa permintaan listrik India telah meningkat sejak perkantoran, pabrik, dan perusahaan komersial lainnya kembali bekerja setelah lockdown selama berminggu-minggu untuk membatasi penyebaran Covid-19.

Lockdown itu pun menyebabkan rekor penurunan produk domestik bruto secara kuartalan di India. Namun, kasus positif Covid-19 yang meningkat dengan cepat masih menjadi ancaman terhadap sinyal pemulihan konsumsi energi Negeri Taj Mahal itu.

“Pembangkit listrik dalam negeri,yang mengonsumsi hampir 80 persen dari penjualan Coal India, telah mengalami penurunan persediaan dari level rekor awal tahun ini. Itu mungkin mendorong pembeli untuk mengisi kembali stok mereka,” ujar Sankhe seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (2/9/20200.

Dia menjelaskan bahwa Coal India saat ini akan agresif mendorong penjualannya untuk memanfaatkan momentum kebangkitan permintaan batu bara India. 

Stok cadangan perusahaan itu pun telah membengkak secara substansial sehingga membuat Coal India berada di bawah tekanan untuk menurunkannya.

Di sisi lain, pada penutupan perdagangan Rabu (2/9/2020) mayoritas saham pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil menguat di tengah sentimen tersebut. Berikut saham emiten tambang batu bara yang menguat :

Namun, sayang saham batu bara berkapitalisasi pasar terjumbo PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) gagal memanfaatkan momentum penguatan, melemah 2,7 persen ke level Rp12.600.

Adapun, harga batu bara Newcastle untuk kontrak September 2020 pada penutupan perdagangan Selasa (1/9/2020) melemah 1,06 persen ke level US$51,4 per ton.  Padahal, pada perdagangan sebelumnya batu bara menguat 2,67 persen ke level US$51,95 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini