Royke Tumilaar Pindah dari Bank Mandiri ke BNI. Turun Kasta?

Bisnis.com,02 Sep 2020, 10:55 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Royke Tumilaar. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. hari ini menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) dengan agenda perubahan susunan pengurun perseroan.

Royke Tumilaar, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. kabarnya akan ditunjuk menggantikan posisi Herry Sidharta sebagai Direktur Utama BNI. Apakah dengan adanya perpindahan ini bisa dikatakan Royke turun kasta? 

Jika berjalan sesuai rencana, orang nomor satu di bank berkode saham BMRI itu menurut informasi akan membawa Silvano Winston Rumantir, Direktur Keuangan dan Strategis Bank Mandiri. Selain itu ada dua eksekutif yang akan diboyong ke bank berkode saham BBNI.  

Dilihat dari total aset, Bank Mandiri merupakan bank terbesar kedua di Indonesia dengan total aset konsolidasian per 30 Juni 2020 sebesar Rp1.359,44 triliun. Jumlah itu menjadi yang terbesar kedua di antara Himbara, setelah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sebesar Rp1.387,76 triliun.

Adapun, Bank BNI memiliki total aset konsolidasian Rp880,12 triliun pada periode yang sama. Dengan begitu, jika benar Royke hijrah ke BNI, maka dia akan mengelola bank dengan asetyang lebih kecil.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menyampaikan jika benar kabar itu, maka bank yang akan dikelola oleh Royke Tumilaar memiliki aset lebih kecil. Namun, tidak lantas bisa disebut orang nomer satu di Bank Mandiri itu turun kasta.

"Ini kembali lagi ke pemegang saham yaitu Kementerian BUMN. Dan kesediaan Pak Royke untuk mengelola aset bank yang lebih kecil," katanya, Rabu (2/9/2020).

Trioksa mengatakan Bank Mandiri dan BNI memiliki segmen bisnis yang mirip. Sehingga, menurutnya, dari sisi pengelolaan bisa jadi tidak akan terlalu banyak perubahan.

Menurutnya, jika benar penunjukkan Royke Tumilaar menggantikan Herry Sidharta yang saat ini menjabat Dirut BNI, justru akan positif untuk pengembangan bisnis BNI di masa mendatang. Hal ini karena Royke memiliki pengalaman mengelola aset bank besar.

"Mungkin yang dilihat dari sisi pemegang saham dalam hal ini Kementerian BUMN, bagaimana untuk meningkatkan kinerja bank," ujarnya.

Sebelumnya, penunjukkan dirut bank dengan aset yang lebih besar ke bank dengan aset yang lebih kecil, pernah terjadi pada tahun lalu. Suprajarto yang ketika itu masih menjabat sebagai Dirut Bank BRI menolak keputusan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 29 Agustus 2020.

Dalam putusannya, ia ditunjuk menjadi Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Tak berselang lama dari keputusan itu, Suprajarto memilih mundur dari posisi Dirut BBTN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini