Maskapai AS United Air Berencana Berhentikan Lebih dari 16.000 Karyawan

Bisnis.com,03 Sep 2020, 01:25 WIB
Penulis: Annisa Sulistyo Rini
Pesawat maskapai penerbangan United Airlines/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Maskapai Amerika Serikat United Airlines Holdings Inc. (United Air) berencana untuk memangkas sebanyak 16.370 karyawannya.

Kebijakan tersebut sebagai respons untuk menekan dampak dari pelemahan aktivitas penerbangan akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Dilansir Bloomberg, Kamis (3/9/2020) United Air mengumumkan rencana ini akan segera dilakukan setidaknya pada 1 Oktober 2020 atau saat berakhirnya pelarangan pemutusan hubungan kerja (PHK) selama 6 bulan.

Pemerintah Amerika Serikat memberikan syarat untuk bantuan pemerintah berdasarkan US Cares Act berupa pelarangan PHK selama 6 bulan.

Adapun, sekitar 7.400 karyawan Unites Airlines memilih untuk keluar dari perusahaan secara sukarela dan sebanyak 20.000 pegawai berstatus cuti sementara.

Pemangkasan yang dilakukan maskapai tersebut menambah pemangkasan 19.000 karyawan yang dilakukan oleh American Airlines Group Inc.

Kedua maskapai Negeri Paman Sam itu mengatakan satu-satunya hal yang dapat mencegah pengurangan karyawan adalah perpanjangan bantuan keuangan pemerintah untuk industri penerbangan, yang saat ini sedang diperdebatkan.

Bulan lalu, United Air menyatakan sebanyak 36.000 karyawannya berada dalam kondisi rentan saat bantuan subsidi upah dari Pemerintah AS berakhir.

Para pekerja yang berada dalam status cuti dapat dipanggil kembali ketika permintaan terbang meningkat, kata manajemen United Airlines.

Maskapai yang berbasis di Chicago tersebut mengatakan bahwa mereka tidak melihat adanya pemulihan jumlah penumpang yang berarti sampai vaksin virus corona dikembangkan dan didistribusikan secara luas.

Adapun, sebagai dampak dari pandemi Covid-19, United Airlines telah mengurangi sebanyak 6.920 kru kabin, 1.400 pegawai di bagian manajemen, dan 2.850 pilot, yang diumumkan pada minggu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini