Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BRI Syariah Tbk. mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital untuk mendorong inklusi perbankan syariah yang masih rendah.
Sebelumnya, Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) mencatat market share perbankan syariah terus menunjukkan peningkatan, dari 5,78% pada 2017 menjadi 6,18% pada Juni 2020. Meski begitu, perbankan syariah menghadapi tantangan rendahnya tingkat literasi dan inklusi bank syariah.
Indeks literasi bank syariah sebesar 8,11%, sedangkan indeks inklusi sebesar 11,06%. Sementara itu, indeks literasi bank nasional sebesar 29,66%, sedangkan indeks inklusi 67,82%.
Direktur Operasional PT Bank BRI Syariah Tbk. Fahmi Subandi mengatakan digitalisasi menjadi keharusan dalam proses bisnis perbankan. Strategi ini akan mendorong inklusi ketika masyarakat tidak dapat menjangkau outlet fisik.
BRI Syariah sendiri terus mengembangkan layanan digital melalui penambahan fitur-fitur baru sehingga dapat menjangkau layanan syariah lebih banyak.
Perseroan mencatat komposisi frekuensi penggunaan mobile dan internet banking terus mencatat tren peningkatan. Sementara penggunaan ATM dan layanan yang dilakukan melalui kantor BRI Syariah terlihat memiliki kecenderungan penurunan.
Pada Juni 2020 tercatat 81,76% transaksi dilakukan secara online. BRI Syariah memproyeksikan tren peningkatan penggunaan mobile dan internet banking oleh nasabah akan terus mengalami peningkatan di masa pandemi.
"Di BRI Syariah, dengan adanya digitalisasi sekitar 80%-85% transaksi sudah dilakukan melalui gadget. Dan ini akan terus dikembangkan. Fiturnya akan ditambah dan dilengkapi, sehingga jangkauan layanan syariah bisa lebih jauh," katanya dalam diskusi virtual, Kamis (3/9/2020).
Fahmi menambahkan implementasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Aceh turut mendorong kinerja perseroan per Juni 2020. Pada semester I/2020, BRI Syariah membukukan laba bersih mencapai Rp117,2 miliar. Perolehan tersebut tumbuh 229,6 persen secara year on year.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel