Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk. menerangkan tantangan pengembangan perbankan digital yang terletak dari beragamnya karakteristik nasabah. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan peran digital meningkatkan pesat selama 10 tahun terakhir dalam transaksi keuangan.
Saat ini perbankan dihadapkan dengan dilema pengembangan digitalisasi karena karakteristik nasabah yang beragam. Pasalnya, tidak semua nasabah melek teknologi sehingga akan menyulitkan bank untuk pengembangan digital yang memang perlu menyesuaikan dengan semua kondisi nasabah.
"Nasabah kita variatif sekali, dari milenial hingga banyak juga senior milenial yang tidak mau banyak perubahan. Kenapa kita punya aplikasi m-banking yang inovatif dan internet banking yakni Klik BCA yang kok jadul amat, karena ada nasabah lain yang tidak mau perubahan. Itulah yang harus kita hadapi," katanya, Kamis (3/9/2020).
Meskipun demikian, diakuinya, adanya pandemi Covid-19 telah mempercepat layanan penetrasi layanan digital BCA. Komposisi jumlah transaksi dengan mobile dan internet banking mencapai 81,1% dari total transaksi pada semester I/2020. Bahkan, komposisi nilai transaksi di mobile dan internet banking mencapai 47,4% atau telah melewati layanan di cabang yang sebesar 45,3%.
Lebih lanjut Jahja mengatakan komposisi nilai transaksi di internet banking jauh lebih besar daripada mobile banking karena limit transaksi yang bisa lebih dari Rp100 juta per hari.
"Ini gambarnan dalam dunia nyata kalau perbankan mau berikan kenyamanan bukan hanya digital yang canggih tetapi juga tetap berikan kenyamanan pada nasabah existing yang belum mau cepat berubah," sebutnya.
Jahja juga menegaskan pihaknya siap mengganti 100% dana nasabah yang mengalami kejahatan digital dengan syarat tertentu. Menurutnya, bank siap mengganti 100% dana nasabah jika terjadi skimming maupun kejahatan digital lainnya yang membuat penggandaan data nasabah.
Namun, jika kejahatan tersebut terjadi karena kesalahan nasabah yakni memberikan PIN ke orang lain maupun menggunakan PIN yang mudah, terhitung sebagai kelalaian nasabah. "Mohon maaf itu kelalaian nasabah, tapi kalau skimming 100% kita ganti, itu untuk meyakinkan nasabah dalam menggunakan digital payment," katanya.
Jahja juga mengatakan, di tengah pandemi yang membatasi aktivitas nasabah di luar rumah, BCA tetap berupaya menjaga layanan digital dari serangan hacker. Selain itu, nasabah juga tidak perlu khawatir dengan dana yang disimpan di bank.
"Hacker segala macam kita coba cover untuk berikan kenyamanan penuh, seperti orang khawatir kalau bank dirampok duit nasabah bagaimana, hal itu penting sekali kami tekankan pada masyarakat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel