Bisnis.com, JAKARTA - Dalam menangani pandemi virus Corona (Covid-19), para pemimpin dunia bisa dikelompokkan ke dalam empat kategori.
Kelompok pertama adalah yang menyangkal ada masalah seperti Gurbanguly Berdymukhamedov pemimpin Turkmenistan. Dia mendenda rakyatnya karena memakai masker wajah sebelum memerintahkan semua orang untuk mengenakannya sebagai perlindungan terhadap "debu".
Adapun, kelompok kedua mengakui ancaman tersebut dan menangkalnya dengan paksaan maksimum, terlepas dari kebebasan sipil. Untuk ini contohnya adalah Presiden Xi Jinping di China.
Kelompok ketiga, yang mencakup sebagian besar negara demokrasi, kesulitan menentukan antara menghancurkan virus dan menghancurkan segala sesuatu yang menyenangkan dalam hidup dengan cukup baik.
Sementara itu, kelompok keempat mencoba bertindak keras, tetapi melakukannya dengan tidak kompeten. Di sini, Presiden Rodrigo Duterte dari Filipina dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, dari Indonesia menonjol seperti ditulis situs Economist.com, Jumat (4/9/2020).
Kedua negara kepulauan ini disebut bernasib jauh lebih buruk daripada negara-negara Asia Tenggara lainnya, dengan masing-masing sekitar 200.000 dan 160.000 kasus virus Corona yang diketahui dan masih meningkat pesat.
Bedanya Duterte kasar, Jokowi bersuara lembut, namun keduanya tampak berasal dari latar yang berbeda. Keduanya juga wali kota yang memenangkan kekuasaan nasional karena pemilih melihat mereka sesuatu yang baru.
Sebagai wali kota, mereka menyelesaikan berbagai hal. Duterte "memerangi kejahatan" di Davao dengan mendorong warga untuk membunuh tersangka narkoba. Adapun, Jokowi dengan membangun jalan tol di Solo dan Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel