Bisnis.com, JAKARTA – Besarnya cadangan emas dan tembaga PT Freeport Indonesia di Papua berbanding terbalik dengan kecepatan perusahaan membangun smelter seperti yang dijanjikan dalam izin usaha pertambangan khusus (IUPK).
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengungkapkan hingga Juli 2020, realisasi pembangunan smelter katoda tembaga perusahaan baru mencapai 5,86 persen. Realisasi itu berada di bawah perencanaan yang seharusnya telah menembus 10,5 persen pada Juli 2020.
Sebagai pengingat, Freeport sendiri melaporkan pada Agustus 2018, progres smelternya sudah 5,18 persen. Artinya setelah 2 tahun berlalu, tidak banyak perubahan dalam perusahaan yang saat ini sebagian sahamnya dimiliki PT Inalum (persero).