Kinerja Asuransi Umum 2020 akan Terkontraksi, tapi Tak Separah Proyeksi Awal

Bisnis.com,04 Sep 2020, 12:00 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Foto Multiple Exposure karyawan saat beraktivitas di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Jakarta, Selasa (11/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memproyeksikan kinerja asuransi umum akan mengalami perlambatan pada akhir 2020, tetapi tidak separah proyeksi awal dengan penurunan premi hingga 25 persen, bahkan 30 persen dalam kondisi terburuk.

Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe menjelaskan bahwa industri asuransi umum mengalami kontraksi hingga kuartal II/2020 sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Kondisi itu pun dinilai akan menekan kinerja asuransi kerugian pada tahun buku 2020.

Sebelumnya, AAUI memproyeksikan catatan top line industri asuransi umum akan terkontraksi 15 persen–25 persen pada akhir 2020. Bahkan, dalam kondisi terburuk perolehan premi industri bisa merosot hingga 30 persen, berdasarkan stress test yang dilakukan asosiasi.

Meskipun begitu, asosiasi optimistis kinerja tahun ini akan lebih baik dari proyeksi awal seiring adanya sinyal positif. Pada Juli 2020, asuransi umum mencatatkan risk based capital (RBC) 321 persen, turun dari posisi Desember 2019 sebesar 345 persen, tetapi telah tumbuh dari posisi terendah tahun ini pada Maret 2020 sebesar 297,3 persen.

"Lajunya memang ada perlambatan, harus realistis, tapi apakah akan dalam? Kami tidak mengharapkan seperti itu. Masih ada dua kuartal, kami memproyeksikan sampai kuartal III/2020 nanti kontraksi masih berlanjut, tapi mudah-mudahan tidak sampai 20 persen," ujar Dody pada Kamis (3/9/2020).

Hingga kuartal II/2020, industri asuransi umum membukukan premi Rp37,6 triliun, turun 6,1 persen (year-on-year/yoy) dari kuartal II/2019 dengan perolehan premi Rp40,04 triliun. Adapun, pada kuartal II/2020 industri membayarkan klaim Rp17,04 triliun atau naik 3,7 persen yoy dari catatan kuartal II/2019 senilai Rp16,43 triliun.

Tujuh dari empat belas lini bisnis asuransi kerugian mencatatkan perolehan premi negatif. Sayangnya, tiga lini usaha terbesar mengalami penurunan premi, sehingga berpengaruh terhadap keseluruhan kinerja industri.

Lini bisnis dengan pangsa pasar terbesar, asuransi properti, pada kuartal II/2020 mencatatkan premi Rp9,44 triliun atau turun 11,2 persen (yoy) dari kuartal II/2019 senilai Rp10,64 triliun. Lalu, asuransi kendaraan bermotor pada kuartal II/2020 memperoleh premi Rp7,8 triliun atau turun 16 persen (yoy) dari kuartal II/2019 senilai Rp9,3 triliun.

Lini bisnis terbesar ketiga, asuransi kredit, pada kuartal II/2020 mencatatkan premi Rp5,7 triliun atau turun 6,1 persen (yoy) dari kuartal II/2019 dengan premi Rp6,16 triliun. Penurunan ketiga lini bisnis utama itu belum mampu diimbangi oleh tujuh lini bisnis lainnya yang mencatatkan pertumbuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini