Permintaan Ekspor Sayur Diproyeksi Terus Meningkat

Bisnis.com,04 Sep 2020, 07:11 WIB
Penulis: Choirul Anam
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (kanan) melepas ekspor komoditas pertanian berupa sayuran kubis sebanyak 4 kontainer, masing-masing kontainer berisikan 25 ton kubis, dengan harga mencapai Rp40.000 per kilogram ke Taiwan, di Kab. Malang, Kamis (3/9/2020)./Istimewa

Bisnis.com, MALANG — Permintaan ekspor sayur dan produk pertanian lainnya asal Indonesia diproyeksikan akan terus meningkat, namun kualitas produk pertanian harus ditingkatkan sehingga mampu bersaing di pasar global.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo tahun ini permintaan ekspor sayuran Indonesia mencapai kurang lebih 230 kontainer. Bahkan diprediksi jumlah tersebut akan terus meningkat hingga 300 kontainer.

"Tahun lalu ekspor sayuran dan buah-buahan kita kurang lebih Rp6 triliun. Kalau begitu, bisnis yang pasti menjanjikan dan mampu menghidupkan rakyat adalah pertanian yang semakin kuat dan semakin akseleratif," katanya saat melepas ekspor komoditas pertanian berupa sayuran kubis sebanyak 4 kontainer, masing-masing kontainer berisikan 25 ton kubis, dengan harga mencapai Rp40.000 per kilogram ke Taiwan, di Kab. Malang, Kamis (3/9/2020).

Menurut dia, keberhasilan ekspor itu sebagai sebagai dampak dari akselerasi pertanian. Konsumsi nasional mampu meningkatkan ketahanan pangan sekaligus mempunyai nilai ekspor dan diminati oleh masyarakat di seluruh dunia.

Pelepasan ekspor yang dilakukan ini, kata Mentan, sesuai dengan perintah dan arahan Presiden RI Joko Widodo, dimana pemulihan ekonomi menjadi prioritas di tengah pandemi Covid 19 yang masih terjadi di seluruh dunia.

"Petunjuk bapak Presiden selalu mau melihat agar akselerasi ekonomi yang real dan bisa memberikan efek pendapatan bagi rakyat. Itulah yang perlu didorong," katanya

Oleh karena itu, Mentan berharap semua elemen bangsa mendorong sektor pertanian untuk terus bekerja dan berproduksi. Selain itu kualitas pertanian Indonesia juga harus terus ditingkatkan lebih tinggi lagi supaya mampu bersaing dengan produk luar negeri.

"Ekonomi dunia lemah untuk satu atau dua tahun kedepan, tetapi yang tidak pernah melemah adalah pertanian, karena untuk keperluan pangan tidak bisa ditunda. Kalau begitu bisnis Pertanian tetap terbuka. Pertanian hanya gagal kalau manajemennya tidak baik," ucapnya.(K24)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini