Mayoritas Wilayah Catatkan Pertumbuhan Kredit, Kecuali 3 Provinsi Ini

Bisnis.com,04 Sep 2020, 13:37 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Karyawan merapikan uang di cash center Bank BNI, Jakarta, Selasa (11/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur.

Berdasarkan data OJK yang diterima Bisnis, penyaluran kredit di Kalimantan Selatan turun 4,17 persen YoY per Juli 2020 menjadi Rp51 triliun. Pada bulan yang sama, kredit di Sulawesi Selatan juga turun 2,15 persen YoY menjadi RP118 triliun dan Jawa Timur 2,57 persen YoY menjadi Rp470 triliun.

Sementara itu, daerah yang mengalami pertumbuhan kredit tertingi adalah Nusa Tenggara Barat (NTB) yang naik 21,77 persen YoY menjadi Rp49 triliun dan Banten 11,73 persen YoY menjadi Rp151 triliun. Dari sisi nilai, penyaluran kredit terbesar berada di DKI Jakarta dengan nilai Rp2.732 triliun atau tumbuh 0,57 persen YoY.

Secara total, kredit yang disalurkan Bank Pembangunan Daerah (BPD) per Juli 2020 telah tumbuh 8,23 persen YoY atau senilai Rp35,77 triliun. Sementara itu, pertumbuhan kredit industri perbankan per Juli 2020 mencapai 1,53 persen secara tahunan senilai Rp5.536,16 triliun.

DKI Jakarta memiliki peranan penting terhadap pertumbuhan kredit nasional dengan porsi 49,36 persen. Adanya perlambatan kredit pada DKI Jakarta akan menahan laju pertumbuhan kredit nasional.

Apabila dilihat per segmen, penyaluran kredit ke UMKM, komersial, dan konsumsi turun cukup dalam yakni masing-masing sebesar 1,15 persen, 0,39 persen, dan 1,54 persen per Juli 2020. Sebaliknya, kredit ke segmen koperasi masih tumbuh positif sebesar 3,78 persen per Juli 2020.

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan pandemi virus corona melemahkan perkembangan fungsi intermediasi pada awal paruh kedua tahun ini.

"Ini sudah ada tanda-tanda perbaikan. Ini kami sedikit bisa agak optimistis [terhadap tren sampai akhir tahun]," katanya dalam Live Streaming Raker DPR, Rabu (2/9/2020).

Wimboh mengatakan otoritas pengawas akan ikut mendorong pelaku indsutri perbankan mempercepat kinerja penyaluran kredit untuk memberi stimulasi pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini.

"Kami harap perbankan sudah bisa menggunakan semua insentif yang ada, baik penjaminan maupun subsidi bunga. Kami pun juga berkomitmen untuk memperpanjang relaksasi restrukturisasi, asalkan ada permintaan modal kerja baru," katanya.

Dia pun mengatakan akan meningkatkan komunikasi dengan bank swasta dan asing untuk dapat meningkatkan kinerjanya.

Menurutnya, kelompok bank ini memang tergolong sangat hati-hati dalam menghadapi masa pandemi.

"Swasta memang appetitenya belum kelihatan. Apalagi bank milik asing, mencatatkan kontraksi. ini tugas kami mengkomunikasikan kenapa belum ada kepercayaannya," katannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini