Trump Kembali Jadi Juru Rujuk, Kali Ini Serbia dan Kosovo Berdamai

Bisnis.com,05 Sep 2020, 00:43 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Presiden AS Donald Trump menyaksikan penandatanganan perjanjian antara Presiden Serbia Aleksandar Vucic (kiri) dengan Perdana Menteri Kosovo Avdullah Hoti (kanan) di Oval Office, White House di in Washington, D.C./Bloomberg via Getty Images

Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang pemilihan umum, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mulai mendapat angin segar dengan menjadi juru damai antara negara berpenduduk muslim dengan Israel.

Trump berkicau, Kosovo telah sepakat untuk menormalisasi hubungan dengan Israel dan membangun hubungan diplomasi. 

"Akan lebih banyak negara Islam dan Arab segera menyusul," tulisnya di media sosial Twitter, dikutip Bisnis, Sabtu (5/9/2020).

Tidak hanya dengan Israel, Trump juga mengumumkan kesepakatan normalisasi hubungan antara Serbia dengan Kosovo. Serbia juga sepakat untuk memindahkan kedutaan besar ke Yerusalem.

Kosovo sebetulnya baru merdeka dari Serbia pada 17 Februari 2008, setelah melalui kecamuk perang. Sebanyak 112 negara telah mengakui kemerdekaan Kosovo per 2 Maret 2020, kecuali Serbia.

Wilayah Kosovo tepat berada di tengah Balkan dan selama bertahun-tahun perang berkecamuk. Perang itu juga yang membuat negara Yugoslavia bubar, kemudian terpecah menjadi negara berdasarkan etnis, dari Kroasia, Bosnia, dan Serbia itu sendiri.

Adapun Kosovo merupakan negara muslim sekuler. Sebanyak 95 persen dari 1,8 juta penduduk Kosovo beragama Islam.

Dilansir dari New York Times, dua hari setelah rapat dengan pejabat pemerintahan Trump, Presiden Serbia Aleksandar Vucic dan Perdana Menteri Kosovo Avdullah Hoti setuju bekerja dalam berbagai bidang ekonomi untuk menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja.

Pengumuman perdamaian Kosovo-Israel ini memberikan Trump kemenangan diplomatik menjelang pemilihan presiden pada November 2020 mendatang.

Trump mengatakan, kesepakatan antara Kosovo dengan Israel adalah momen bersejarah. Dia menyebut kesepakatan itu juga menjadi terobosan besar.

"Setelah sejarah yang penuh kekerasan dan tragis selama bertahun-tahun, pemerintahan saya menguruslkan cara baru untuk menjembatani perpecahan itu dengan fokus pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja," jelas Trump.

Sebelumnya, pada pertengahan Agustus 2020, Trump juga menjadi perunding antar Uni Emirat Arab dengan Israel. Kedua negara itu juga mengakhiri vakum 40 tahun dan kini membuka diri satu sama lain dalam berbagai bidang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini