DPR Apresiasi Peningkatan Anggaran 2021 untuk Penanganan TBC

Bisnis.com,08 Sep 2020, 15:32 WIB
Penulis: Aprianus Doni Tolok
TBC adalah penyakit menular yang bisa menyerang siapa saja, tua, muda maupun anak-anak. JIBI/Bisnis-Nancy Junita

Bisnis.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Putih Sari mengapresiasi langkah pemerintah untuk menaikkan anggaran dalam penanganan dan pengendalian penyakit Tuberculosis (TBC) yakni menjadi Rp2,8 triliun pada RAPBN 2021.

"Untuk penanganan TBC, saya sangat apresiasi anggarannya tahun 2021 yang diajukan jauh meningkat. Ini menunjukkan konsistensi pemerintah menjadikan pengendalian TBC sebagai salah satu prioritas di bidang kesehatan,” ujarnya seperti dikutip Bisnis dari laman resmi DPR RI, Selasa (8/9/2020).

Menurutnya, beban Indonesia yang merupakan negara ketiga terbesar jumlah penderita TBC di bawah India dan China, semakin berat semenjak adanya pandemi Covid-19.

Apalagi, sambungnya, terjadi penurunan notifikasi yang sangat signifikan di Indonesia yang menunjukkan bahwa ada ribuan kasus yang tidak ditemukan, tidak diobati dan berpotensi menyebar ke masyarakat di tengah pandemi.

Meskipun anggaran penanganan TBC hanya dikabulkan sepertiga dari usulan awal yang mencapai Rp9,5 triliun, politisi Fraksi Gerindra ini menilai bahwa anggaran sebesar Rp2,8 triliun itu harus dimaksimalkan.

“Saya mendorong Kementerian Kesehatan bisa memaksimalkan penanganan penyakit TBC, dengan adanya kenaikan anggaran penanganan TBC dalam RAPBN 2021, dan menyisir distribusinya dalam program dan kegiatan agar tidak overlapping dengan pembiayaan yang berasal dari bantuan organisasi donor global,” katanya. 

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menargetkan untuk bebas penyakit tuberkulosis (TBC) dan HIV/Aids pada 2030. Hal ini sejalan dengan perintah Presiden Joko Widodo untuk membawa Indonesia bebas dari penyakit menular. 

Direktur Pencegahan dan Pengandalian Penyakit Menular Kemenkes Wiendra Waworuntu mengatakan bahwa ada enam strategi yang sudah dilakukan Kemenkes.

"Target insyaallah akan tercapai bila tidak hanya sektor kesehatan saja yang bekerja, karena membutuhkan keterlibatan lintas sektor. Selain itu pemberian Terapi Pencegahan TB/TPT juga perlu dberikan untuk memberikan proteksi pada orang dengan kontak erat," ujar Wiendra kepada Bisnis, Selasa (11/8/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini