Kredit Mobil Dongkrak Pinjaman Konsumen di AS Meningkat

Bisnis.com,09 Sep 2020, 21:46 WIB
Penulis: Dionisio Damara
The Big Three Amerika Serikat : General Motors (GM), Ford dan Fiat Chrysler Automobiles (FCA). /FOTO ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat pinjaman konsumen di Amerika Serikat merangkak naik pada Juli 2020. Peningkatan ini salah satunya didorong oleh kredit mobil.

The Federal Reserve (The Fed) melaporkan besaran pinjaman pada Juli mencapai US$12,2 miliar, naik 3,6 persen dibandingkan Juni. Sebelumnya pada Juni, tingkat pinjaman juga naik 3,3 persen, kontras dengan penurunan tajam pada Maret, April dan Mei.

Seperti diberitakan Bloomberg, Rabu (9/9/2020), pertumbuhan pinjaman pada Juli berasal dari kenaikan pinjaman mobil dan pinjaman mahasiswa sebesar US$12,5 miliar. Adapun, kategori yang mencakup kartu kredit turun US$293 juta, turun lima bulan berturut-turut.

Membaiknya pinjaman konsumen sejalan dengan peningkatan penjualan retail akhir-akhir ini, khususnya pembelian kendaraan bermotor.

Kendati demikian, sentimen konsumen tetap lemah. Berakhirnya tunjangan pengangguran sebesar US$600 diprediksi mampu memengaruhi pengeluaran dan pinjaman konsumen AS dalam beberapa bulan mendatang.

Pinjaman konsumen menjadi sinyal dan menggambarkan kesediaan konsumen untuk mengambil lebih banyak utang guna pengeluaran mereka. Belanja konsumen sedikitnya menyumbang 70 persen dari aktivitas ekonomi AS.

Pandemi Covid-19 juga membuat sebagian besar usaha di AS harus terhenti dan menyebabkan jutaan orang kehilangan pekerjaan. Belanja konsumen turun 34,1 persen pada kuartal kedua.

Sementara itu, dampak pandemi Covid-19 membuat penjualan otomotif AS melemah ke angka 13 juta unit, turun 4 juta unit dari realisasi penjualan tahun lalu yang menyentuh 17 juta unit.

Regional Director of State Government Relation General Motors (GM) Brian O’Connell menyebutkan pihaknya mengalami kondisi yang buruk setelah melakukan penutupan pabrik pada awal pandemi. Hingga kini, penjualan GM merosot 20 persen. Hal itu juga disertai dengan berkurangnya 20.000 lapangan pekerjaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini