Jakarta PSBB, Industri Kaca Lanjutkan Pemulihan

Bisnis.com,10 Sep 2020, 20:28 WIB
Penulis: Andi M. Arief
Teknisi menempelkan film pada kaca mobil. Kunci pemulihan utilisasi pabrik kaca adalah pemanfaatan aset dan pasar lokal. /Solar Gard

Bisnis.com, JAKARTA - Industri kaca lembaran tetap optimistis rata-rata utilisasi akan terus meningkat hingga akhir 2020 walau pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total akan berlangsung di Jakarta pekan depan.

Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) menyatakan mendata utilisasi industri kaca per Agustus 2020 naik 5 persen dibandingkan Juli 2020 ke level 55 persen. Seperti diketahui, permintaan kepada industri kaca anjlok lebih dari 30 persen pada awal pandemi Covid-19 membuat utilisasi turun ke bawah level 50 persen.

"Optimisme datang dari pasar dalam negeri. Sejauh penerapan PSBB konsekuen dan terukur, semua akan baik-baik saja. Kuncinya di [kedisiplinan protokol kesehatan] masyarakat," kata Ketua Umum AKLP Yustinus Gunawan kepada Bisnis, Kamis (10/9/2020).

Yustinus mencatat alokasi produksi untuk pasar domestik masih mendominasi sekitar 65-70 persen dari total produksi. Menurutnya, kunci pemulihan utilisasi industri kaca adalah pemanfaatan aset dan pasar lokal.

Secara khusus, sektor properti dan otomotif menjadi kunci dalam penyerapan tenaga kerja dan kaca lembaran sebagai bahan baku. Oleh karena itu, ujar Yustinus, pemerintah perlu memfasilitasi kelancaran mobilitas tenaga kerja dan bahan baku di kedua sektor tersebut.

Maka dari itu, Yustinus berharap agar Pemerintah Provinsi DKI dapat bertindak proporsional terhadap pemilik Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) di Ibu Kota.

"IOMKI ini sangat membantu dan seharusnya diteruskan. Pemilik IOMKI dilancarkan mobilitasnya, termasuk sektor pendukung seperti angkutan bahan baku, angkutan barang jadi, dan toko-toko material," ucapnya.

Selain itu, Yustinus juga meminta agar pelonggaran pengerjaan proyek konstruksi diperluas ke pembukaan toko-toko komponen konstruksi. Pasalnya, pengecualian kegiatan konstruksi dinilai tidak efektif jika pekerja bangunan tidak memiliki material.

Di sisi lain, Yustinus mengusulkan agar petugas lapangan dibekali pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam menyikapi semua regulasi. Pembekalan tersebut dinilai penting agar tersendatnya arus barang pada PSBB penuh pertama tidak terulang lagi.

"Seingat saya SIKM [Surat Izin Keluar Masuk] juga bikin heboh dan tidak efektif. Hilangkan ego sektoral di tiap level," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini