Ekonom: Angka Kemiskinan Double Digit Tidak Bisa Dihindari

Bisnis.com,10 Sep 2020, 06:05 WIB
Penulis: Jaffry Prabu Prakoso
Warga beraktivitas di rumah semi permanen yang berada di kawasan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta, Minggu (11/6)./Antara-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Selain berdampak pada lesunya perekonomian Indonesia, pandemi Covid-19 telah memicu angka kemiskinan meningkat. Pada Maret lalu di angka 9,78 persen.

Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengatakan bahwa melonjaknya angka kemiskinan tidak hanya terjadi pada Indonesia, tapi juga negara-negara lain di dunia.

“Ini memang tidak bisa dihindari. Ekonomi melambat dan aktivitas ekonomi lemah. Wajar jika kemiskinan meningkat,” katanya saat dihubungi, Rabu (9/9/2020).

David menjelaskan bahwa untuk menekan angka kemiskinan pemerintah bisa mengantisipasinya dengan melakukan jaring pengaman sosial. Itu sudah dilakukan bahkan memperluas bantuan sosial (bansos) ke para pekerja.

Meski begitu, harus dibuat kebijakan lain agar setelah negara pulih dan vaksin Covid-19 ditemukan, ekonomi bisa berjalan normal. Cara tersebut harus dilakukan bersamaan.

Menurutnya, pemerintah juga jangan hanya memberikan stimulus kepada masyarakat. Pelaku usaha skala mikro sampai besar juga mesti diperhatikan. Dengan demikian, dampak yang diharapkan selain menjaga permintaan, pasokan juga aman. David menekankan persiapan tersebut harus dimulai dari sekarang.

“Dengan kondisi seperti ini, menurut saya kemungkinan kemiskinan masih double digit. Tapi karena pemerintah memiliki program bansos, saya pikir tidak akan besar. Mungkin kenaikannya 3 persen sampai 5 persen maksimum,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini